Lintas Kepri

Infromasi

Industri Mikro Kecil Kepri Meningkat 6,18 persen

Agu 1, 2016
Masyarakat Tanjungpiang saat memilih baju di salah satu tempat perbelanjaan, (f.Aji Anugraha)Masyarakat Tanjungpiang saat memilih baju di salah satu tempat perbelanjaan, (f.Aji Anugraha)
Masyarakat Tanjungpiang saat memilih baju di salah satu tempat perbelanjaan, (f.Aji Anugraha)
Masyarakat Tanjungpiang saat memilih baju di salah satu tempat perbelanjaan, BPS Kepri mencatat Industri Pakaian Jadi naik sebesar 14,97 persen pada Triwulan ini. (f.Aji Anugraha)

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kepulauan Riau mencatat distribusi Industri Manufaktur (Produk Usaha Mikro,red) di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal tersebut mengacu dari data olah persentase distribusi Industri manufaktur Provinsi Kepri diprediksi mencapai 38,63 persen.

“Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Triwulan II-2016 secara total naik sebesar 4,80 persen (q-to-q) dibandingkan Triwulan I-2016. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pada 8 subsektor di Triwulan I-2016 dari 12 subsektor yang ada di Provinsi Kepulauan Riau,” kata Kepala Badan Pusat statistik (BPS) Provinsi Kepri, Panusunan Siregar saat konferensi Pers di Ruang Rapat BPS Provinsi Kepulaun Riau. Senin (1/8)

BPS Kepri melihat naiknya Industri Manufaktur itu diperkirakan dari Sub sektor industri yang termasuk tiga besar pertumbuhan tertinggi pada Triwulan II-2016 (q-to-q) adalah Industri Pakaian Jadi yang naik sebesar 14,97 persen. Dalam penjelasannya, pertumbuhan dari y-on-y (tahun ke tahun,red) menurun sebesar 11,08 persen, sementara Industri Furnitur naik sebesar 14,82 persen dan Industri Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman sebesar 14,54 persen.

“Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro Kecil Triwulan II-2016 dibandingkan
Triwulan II-2015 (y-on-y) secara total menunjukkan kenaikan sebesar 6,18 persen,” jelasnya.

Penurunan sektor industri tersebut, dikatakannya pada Industri Minuman, turun sebesar 14,88 persen, Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk Furnitur,red) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya turun sebesar 9,64 persen, dan Industri Alat Angkutan Lainnya turun sebesar 3,28 persen.

“Industri Minuman turun sebesar 25,37 persen, Industri Pakaian Jadi turun sebesar 11,08 persen dan Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia turun sebesar 1,92 persen,” tukasnya. (Afriadi)

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *