Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Keindahan Pulau Penyengat semakin memancar di malam hari dengan kemeriahan Festival Indera Sakti (FIS) yang berlangsung dari 25 hingga 28 April 2024.
Mengusung tema “Negeri Sakti Tanah Bertuah”, festival ini menjadi wadah pelestarian budaya dan promosi pariwisata Kepulauan Riau (Kepri).
Ragam seni budaya Kepri dan daerah lain berpadu dalam pertunjukan memukau. Teater Makyong, Gurindam 12, Tari Zapin, Boria, Silat, Kompang, Musik Ghazal, Pawai Budaya, dan Pertunjukan Delegasi Seni dari 3 Provinsi 2 Negara menjadi suguhan istimewa bagi para pengunjung.
Festival ini tak hanya menghadirkan pertunjukan budaya, tapi juga menjadi ajang silaturahmi antar daerah.
Kehadiran Provinsi Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Singapura, dan Malaysia, menunjukkan semangat persatuan dan upaya bersama dalam melestarikan budaya Nusantara.
Gubernur Kepri, Ansar Ahmad, dalam sambutannya, menegaskan bahwa FIS digelar untuk menjaga kelestarian budaya dan memperkenalkan potensi wisata Kepri.
“Festival ini adalah jembatan antar generasi untuk terus melestarikan budaya,” ujar Gubernur Ansar.
Pulau Penyengat yang telah dianugerahi sebagai desa terbaik nasional dalam Anugerah Desa Wisata Nasional Indonesia, terus dikembangkan sebagai destinasi wisata ziarah dan religi.
Pemerintah pun telah berupaya mewujudkan pulau zero karbon dengan mengganti becak-becak motor menjadi becak listrik pun dilakukan.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Kepri, Juramadi Esram, menjelaskan pemilihan waktu malam hari untuk FIS didasari oleh pesona Pulau Penyengat yang semakin gemerlap di malam hari dan antusiasme masyarakat yang tinggi.
“FIS sengaja digelar malam hari karena nuansa Penyengat sudah berubah. Kalau siang benderang, malam lebih gemerlap, dan antusias masyarakat sangat tinggi,” ungkap Juramadi.
Pada kesempatan ini Gubernur Ansar memberikan bantuan berupa pakaian set, kompang, seragam, pakaian silat, serta uang pembinaan sebesar Rp200 juta untuk Sanggar Budaya Warisan Penyengat.
FIS diharapkan dapat meningkatkan gairah masyarakat untuk berkunjung ke Pulau Penyengat, baik siang maupun malam hari.
Festival ini menjadi bukti komitmen pemerintah dan masyarakat Kepri dalam melestarikan budaya dan mengembangkan pariwisata berkelanjutan.(*/Brm)
Editor: Brm