Lintas Kepri

Infromasi

Pemimpin Sejati Sudah Pasti Punya Simpati

Okt 19, 2017
Melvina Ferius Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Oleh : Melvina Ferius
Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang

Melvina Ferius Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang.
Melvina Ferius
Mahasiswa STIE Pembangunan Tanjungpinang.

Apa sebenarnya pemimpin sejati itu?. Menurut Young (dalam Kartono, 2003), pemimpin yaitu bentuk dominasi yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi yang khusus.

Sedangkan simpati adalah cara sederhana dalam berkomunikasi untuk mendapatkan respon yang kita inginkan. Perlunya seorang pemimpin mempelajari simpati adalah agar ia bisa memahami atau mengetahui respon apa yang harus dilakukan dalam berkomunikasi terutama dengan orang yang baru kita kenal.

Seorang pemimpin di era sekarang dilihat bukan hanya saat berbicara didepan para bawahannya. Bagaimana seorang pemimpin dapat berkomunikasi dengan bawahannya. Sehingga lawan bicaranya bisa merasa nyaman.
Manfaat yang bisa kita peroleh saat mengaplikasikan simpati ini akan menjadi maghnet untuk orang lain sehingga mau mendengarkan apa yang kita sampaikan.

Contoh orang-orang yang mengaplikasikan simpati di era modern ini dan terbukti berhasil adalah presiden Joko Widodo yang biasa disapa Jokowi, dimana gaya blusukan yang ia populerkan membuat Jokowi disukai oleh banyak orang sehingga bisa terpilih menjadi kepala negara Republik Indonesia.

Dan dimasa lalu kita mengetahui bahwa bagaimana presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno dengan bahasa wong ciliknya mampu memecut semangat para pejuang untuk membuat bangsa Indonesia merdeka.

Pastinya ada banyak sekali contoh-contoh lain dari pengaplikasian simpati. Harus diketahui simpati terbagi menjadi tiga, [1] Simpati Alamiah. Yaitu simpati yang ada dengan sendirinya tanpa perlu melakukan apa-apa dikarenakan hubungan darah atau kekeluargaannya. Contohnya simpati ibu kepada anaknya, kakak kepada adiknya, paman kepada keponakannya, kakek kepada cucunya dan banyak lagi contoh simpati alamiyah lainnya dimana itu berkaitan dengan hubungan darah atau keluarga.

[2] Simpati Kebetulan. Simpati yang didapat dikarenakan kesamaan yang tidak disengaja. Contohnya simpati kepada orang yang sama berasal dari kampung atau daerah, memiliki hobi yang sama, suka dengan klub bola yang sama, agama yang sama, organisasi yang sama dan banyak lagi hal-hal lain yang sama tanpa disengaja sehingga menyebabkan komunikasi menjadi cepat terjalin.

[3] Simpati yang Dirancang. Simpati yang kita dapatkan dengan tekhnik komunikasi tanpa adanya dua unsur sebelumnya, bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang yang baru kita kenal, tanpa unsur hubungan darah atau keluarga dan juga tidak ada unsur kebetulan.

Ini poin simpati yang perlu dipelajari dari seorang pemimpin, bagaimana caranya agar kita bisa berkomunikasi dengan baik kepada orang yang baru kita kenal atau karyawan baru dibawah kepemimpinan yang anda pegang.

Ada dua teori dalam simpati yang dirancang, [1] “orang akan menyukai orang yang sama seperti dirinya”. Oleh karena itu untuk mengaplikasikan simpati yang dirancang ini, anda harus bisa memahami dan mengetahui siapa lawan bicara anda, seperti apa karakter dan tipologynya sehingga anda bisa menyamakan diri dengan lawan bicara anda, merasa nyaman saat berkomunikasi dan memberikan empati kepada anda.

[2] “orang akan lebih menyukai bila seseorang mengagumi dirinya”. Oleh karena itu sebisa mungkin anda harus memuji lawan bicara anda setiap ada kesempatan, tentu saja pujian yang anda sampaikan harus sesuai dengan realita atas apa yang sudah dilakukan oleh lawan bicara anda.

*empati adalah respon seorang yang mendapatkan simpati sebelumnya. Mungkin sekali lagi anda akan berfikir, apakah dengan simpati dapat mempengaruhi eksistensi dari seorang pemimpin?. Tak perlu lagi berfikir panjang dan mencari-cari teori untuk menyangkal hal ini, sudah terbukti bahwa memang seorang pemimpin perlu untuk memperhatikan orang disekelilingnya.

Jika ia hanya berfokus pada jabatannya saat ini siap-siap menjadi pemimpin yang membosankan dan hanya ditakuti bukan dikagumi.

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *