Tanjungpinang, LintasKepri.com – Beberapa kali wakil rakyat terlihat berhalangan hadir pada rapat paripurna yang digelar DPRD Tanjungpinang. Selain itu ada juga Kepala OPD tidak terlihat hadir. Ternyata disebabkan oleh jadwal yang tidak sesuai dengan undangan alias molor.
Kursi kosong yang biasa didudukkan oleh anggota dewan maupun tamu undangan seperti OPD pemerintah setempat kembali terlihat pada rapat paripurna yang digelar DPRD Tanjungpinang, Kamis (19/10), dengan tiga agenda yakni Penyampaian Pidato Ranperda Penanggulangan Kebakaran, Penyampaian Pidato Pengantar Nota Keuangan Ranperda Tentang Perubahan APBD Kota Tanjungpinang Tahun Anggaran 2017, dan Penyampaian Pidato Pengantar Pimpinan DPRD Terhadap Ranperda Inisiatif DPRD Tentang Pengelolaan Zakat, Infaq dan Shodakoh.
Menanggapi hal ini, anggota Badan Kehormatan (BK), Ismiyati, mengatakan hal itu tidak sepenuhnya benar bahwa dewan “bolos” saat setiap paripurna digelar DPRD Tanjungpinang.
BK menilai anggota dewan selama ini ada. BK juga cukup lihai dalam memberikan teguran baik itu lisan apabila ditemukan ada wakil rakyat “bolos”.
“Tidak bolos, mungkin disalah artikan, dewan kita sebagian ada yang ijin memiliki kegiatan lain, ada yang berhalangan hadir karena sakit,” tutur Ismiyati, Kamis (19/10).
Ismiyati menilai, sebelum paripurna dimulai sudah ada 18 anggota DPRD Kota Tanjungpinang yang hadir berdasarkan absensi sesuai dengan jadwal paripurna yang dijadwalkan pada pukul 09.00 WIB, seperti hari ini.
“Karena walikota kita ada beberapa agenda kegiatan yang dihadiri saat itu, menjadi penyebab paripurna molor. Sehingga, sebagian dewan kita ada yang pulang dan termasuk Kepala OPD yang merasa tidak tahan menunggu,” tegasnya.
Berdasarkan pengalaman Badan Kehormatan selama ini, perihal memberikan teguran lisan terhadap dewan yang beberapa kali “bolos” paripurna, berikutnya mereka hadir.
“Selama ini dewan kita cukup cerdik, kita beri teguran lisan, barulah mereka kembali hadir dalam paripurna atau kegiatan berikutnya,” jelasnya.
Ismiyati menambahkan, kehadiran dewan selama ini juga dipengaruhi suasana politik yang saat ini terjadi.
“Kita (Dewan) ini kan posisinya tidak sama seperti eksekutif, tetapi adalah legislatif yang berlatar belakang orang-orang politik. Bila ada pesta demokrasi yang terlaksana, mereka akan banyak terlibat. Sehingga suasana inilah yang menyebabkan ketidak kondusifan mereka bisa selalu hadir,” katanya.
(Iskandar)