Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Ibadah Puasa pada Bulan Suci Ramadan selain berdampak positif bagi kesehatan fisik ternyata juga memiliki dampak positif pada kesehatan mental, diantaranya:
Pertama, Melatih kontrol diri. Selama menjalankan ibadah puasa seseorang dituntut untuk dapat menahan diri dalam berbagai hal termasuk menahan hasrat untuk makan dan minum atau hal lainnya.
Jika seseorang dapat menahan diri maka akan menimbulkan suatu kepuasan dan rasa percaya diri
Kedua, Menurunkan kadar stress seseorang. Saat berpuasa fisik seseorang diatur dalam pola makan dan minum yang juga menjaga kadar hormon stres sehingga stres lebih terkendali.
Selain itu, puasa juga membantu meningkatkan kemampuan berfikir secara jernih.
Ketiga, meningkatkan rasa empati kepada sesama. Melalui ibadah puasa dapat memperkuat rasa empati seseorang kepada lingkungannya, hal ini dikarenakan berpuasa membuat seseorang ikut merasakan bagaimana orang lain yang kekurangan makan dan minuman sehingga menimbulkan rasa peduli untuk saling membantu orang lain yang kekurangan
Keempat, menurunkan depresi. berpuasa dapat memicu produksi protein pada otak yang bernama brain-derived neurotrophic factor (BDNF).
Selain depresi, kekurangan protein BDNF juga dikaitkan dengan meningkatnya risiko berbagai masalah mental lainnya, seperti gangguan bipolar, gangguan kecemasan, serta gangguan makan.
Kelima, mengaktifkan proses autofagi. Ketika puasa, tubuh akan melakukan proses pembersihan sel-sel rusak yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit Parkinson dan Alzheimer.
Setelah sel-sel rusak dibersihkan, tubuh akan menggantinya dengan sel-sel baru yang lebih sehat.
Keenam, meningkatkan Daya ingat (memori). Dilansir dari Halodoc, menurut sebuah penelitian di Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, membatasi jam makan seperti puasa telah terbukti secara signifikan dapat meningkatkan daya ingat.
Dalam studi tersebut, setelah subjek penelitian melakukan empat minggu puasa intermiten, kinerja pada tugas perencanaan tata ruang dan memori kerja meningkat secara signifikan.
Di samping itu, penelitian tambahan pada hewan telah menemukan bahwa puasa intermiten meningkatkan pembelajaran dan daya ingat.
Ketujuh,menjauhkan diri dari kebiasaan negatif. Puasa di bulan Ramadhan bertujuan untuk beribadah dan meningkatkan akhlak serta kebiasaan yang baik.
Ibadah ini bukan cuma menahan diri dari rasa lapar dan haus saja. Puasa di bulan Ramadhan juga dapat membantu untuk menjauhkan diri dari keburukan dan kebiasaan negatif. Contohnya seperti marah, berdebat, berkelahi, atau hal-hal negatif lainnya.
Kedelapan, Meningkatkan Suasana Hati. Selain mengurangi stres, ternyata puasa juga dapat meningkatkan suasana hati.
Dilansir dari Halodoc tentang Penelitian di Journal of Nutrition Health & Aging, menemukan bahwa setelah 3 bulan puasa intermiten, peserta studi melaporkan suasana hati yang membaik.
Tak cuma itu saja, mereka juga merasakan penurunan ketegangan, kemarahan, dan kebingungan.
Itulah 8 manfaat puasa bagi kesehatan mental, semoga kita diberikan kesehatan dalam menjalankan ibadah puasa ramadhan tahun ini.(Bla)
Editor: Brm