Mengenal Cumulonimbus Si Raja Awan dan Fenomena Hujan Badai

Avatar
Awan Cumulonimbus. (Foto: Net)
Awan Cumulonimbus. (Foto: Net)

Artikel Ikhsan Dafitra

Ikhsan Dafitra (Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi dan Geofisika)
Ikhsan Dafitra (Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi dan Geofisika)

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Awan Cumulonimbus adalah awan yang menjadi pusat perhatian saat ini. Sebab, telah banyak dampak buruk yang ditimbulkan oleh awan ini baik itu di darat, di laut maupun di udara.

Di darat dan di laut misalnya, awan ini telah berperan besar dalam pembentukan cuaca ekstrim yang terjadi di wilayah Indonesia. Mulai dari timbulnya hujan badai, hujan es, gelombang tinggi maupun angin puting beliung.

Begitu juga cuaca ekstrim yang terjadi di udara dimana awan Cumulonimbus ini menjadi momok besar dalam dunia penerbangan khususnya penerbangan komersial. Sehingga banyak maskapai menghentikan hingga menunda penerbangan.

Perlu diketahui, awan Cumulonimbus adalah awan yang berbentuk seperti bunga kol berwarna abu-abu gelap yang menggantung di langit. Nama awan Cumulonimbus diambil dari bahasa latin, Cumulus yang artinya tumpukan dan Nimbus yang artinya awan badai atau hujan badai.

Pada saat pancaroba biasanya cuaca pada pagi hari cerah dan terik disertai dengan kelembaban tinggi yang akan menyebabkan rasa gerah. Pada waktu inilah proses pembentukan awan Cumulonimbus tengah berlangsung.

Awan akan terus berkumpul yang semakin lama semakin membesar. Karena ukurannya yang sangat besar, awan Cumulonimbus ini sangat jelas terlihat dari jarak jauh berupa gumpalan awan besar yang berderet-deret ataupun berbentuk gumpalan awan seperti bunga kol yang menjulang sangat besar.

Awan Cumulonimbus. (Foto: Net)
Awan Cumulonimbus. (Foto: Net)

Puncak awan Cumulonimbus menjulang begitu tinggi mencapai 20 Km dihitung dari dasarnya, puncaknya dapat berbentuk seperti jambul. Awan Cumulonimbus mengandung butiran butiran air, butiran butiran es dan juga arus udara naik turun. Arus udara ini menyebabkan butiran es yang berada di awan Cumulonimbus saling bergesekan dan menimbulkan muatan listrik didalamnya.

Inilah alasan mengapa awan Cumulonimbus merupakan satu-satunya awan yang selalu mengambil peran dalam timbulnya kilat hingga badai petir sehingga awan Cumulonimbus sering disebut sebagai awan guntur.

Awan Cumulonimbus memang rajanya awan yang begitu manis untuk dilihat. Tapi, begitu buruk untuk dirasakan efeknya baik di permukaan bumi maupun di udara.

Di sekitar permukaan bumi, keberadaan awan Cumulonimbus sering menimbulkan efek angin kencang. Jika angin kencang ini membentuk pusaran angin ke bawah dengan kecepatan lebih dari 63 Km/jam, maka dimungkinkan sering terjadi yang disebut sebagai puting beliung. Namun tidak semua awan Cumulonimbus dapat menghasilkan puting beliung.

Angin kencang juga merupakan awal mula dari terbentuknya hujan badai.
Hujan badai adalah fenomena cuaca yang terjadi di suatu daerah di mana udara panas di atas permukaan tanah mencapai titik suhu yang tinggi. Suhu panas dipermukaan tanah ini yang akan mengangkat naik udara hangat ke atas langit kemudian mendingin dan uap air mulai mengembun menjadi titik-titik air yang kecil dan membentuk gumpalan awan.

Pengembunan titik air dalam awan ini perlahan akan mengeluarkan panas yang terpendam menjadi penguapan. Akibatnya, kepadatan udara akan berkurang dan akan menyebabkan udara lebih hangat ini akan naik jauh tinggi ribuan kaki ke atmosfer. Fenomena ini disebut sebagai updraft.

Hujan badai bukan angin ribut biasa karena kekuatannya dapat menumbangkan pohon besar, meruntuhkan jembatan dan juga bisa menerbangkan atap-atap rumah.

Dari uraian terkait mekanisme pembentukan dan pertumbuhan awan Cumulonimbus serta uraian tentang fenomena hujan badai diatas dapat menjadi pelajaran tentang betapa berbahayanya awan tersebut serta dampak yang ditimbulkan.

Diharapkan dapat lebih berhati-hati dan waspada serta tidak ada pemikiran yang salah tentang fenomena alam yang terjadi. Dan juga masyarakat harus siaga ketika ciri ciri pertumbuhan awan Cumulonimbus mulai terlihat. Apabila fenomena hujan badai telah terjadi berdasarkan ciri-ciri diatas, maka usahakan berada di dalam ruangan yang tertutup. Sebab, hujan badai bisa menyebabkan kerusakan yang dahsyat seperti menumbangkan pepohonan serta atap-atap rumah.

Biodata Penulis Artikel:

Nama: Ikhsan Dafitra (Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi dan Geofisika)
Profesi: Taruna Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG)
Contact Person: 081275665094

Respon (2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *