Tren Pernikahan Dini Meningkat, Rizha Soroti Pentingnya Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an

Lintaskepricom
Tren Pernikahan Dini Meningkat, Rizha Soroti Pentingnya Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an
Tren Pernikahan Dini Meningkat, Rizha Soroti Pentingnya Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur'an. Foto: Media Center Ramah.

Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang, Rizha Hafiz, menyoroti peningkatan jumlah permohonan pernikahan anak di bawah umur di Tanjungpinang sebagai masalah serius yang membutuhkan perhatian bersama.

Berdasarkan data dari Pengadilan Agama Tanjungpinang, sebanyak 59 anak di bawah umur mengajukan permohonan nikah pada Oktober lalu, dengan sebagian besar pemohon adalah anak perempuan.

Rizha menyampaikan keprihatinannya terhadap fenomena ini dan menilai bahwa banyak anak perempuan terjebak dalam pergaulan bebas, sehingga pada usia dini mereka terpaksa mengajukan pernikahan.

Menurutnya, upaya pencegahan harus dilakukan melalui pendidikan karakter yang berbasis nilai-nilai Alquran.

Dalam acara bertajuk “Hangout Bareng Sister Fillah,” Rizha, yang berlatar belakang sebagai ustaz, menegaskan pentingnya menanamkan nilai-nilai Alquran bagi generasi muda untuk memperkuat karakter moral mereka.

“Sebagai calon wakil wali kota, saya tidak hanya ingin fokus pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga pada pembinaan akhlak generasi muda,” tegasnya.

Rizha menambahkan bahwa Alquran bisa menjadi pedoman hidup yang universal, yang mampu membimbing generasi muda dalam memilih pergaulan yang positif dan menghindari perilaku yang merusak.

“Alquran adalah panduan hidup yang relevan bagi semua manusia. Generasi muda perlu dibekali dengan pemahaman yang mendalam, mulai dari tajwid hingga tafsir, untuk membangun karakter yang kokoh,” ujarnya.

Sebagai politisi dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rizha juga menekankan pentingnya memanfaatkan kearifan lokal seperti “Gurindam 12,” karya Raja Ali Haji, yang mengandung nilai-nilai moral selaras dengan ajaran Alquran dan hadis.

“Gurindam 12 adalah harta moral yang kita miliki, tetapi sayangnya sering hanya dilihat sebagai seni budaya. Jika dipahami lebih dalam, ini bisa menjadi panduan nyata bagi generasi muda dalam menjalani kehidupan,” katanya.

Rizha menutup dengan menegaskan bahwa pendidikan di Tanjungpinang harus berfokus pada pembentukan karakter dan akhlak, bukan sekadar mengejar prestasi akademik.

Ia berharap pendekatan ini dapat menciptakan lingkungan sosial yang kondusif bagi generasi muda untuk tumbuh sebagai individu yang berakhlak mulia dan memiliki pegangan hidup yang kuat berdasarkan nilai-nilai Alquran.

“Kami berharap anak-anak muda memiliki pegangan hidup yang kokoh berlandaskan nilai-nilai Alquran,” pungkas Rizha.(*)

Editor: Brm

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *