Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Harga tiket feri yang melambung tinggi dari Kepulauan Riau (Kepri) ke Singapura menjadi momok bagi wisatawan dan ekonomi di Kepri. Kenaikan harga ini di khawatirkan akan menghambat pertumbuhan sektor pariwisata dan berdampak negatif bagi masyarakat.
Anggota DPRD Kepri, Rudy Chua, mengungkapkan kekhawatirannya bahwa harga tiket feri yang mahal ini akan membuat wisatawan asal Singapura mencari alternatif tujuan wisata lain yang lebih murah.
“Biasanya mereka berlibur ke Batam atau Kepri. Dengan tingginya harga tiket, mereka akan beralih ke tujuan lain,” jelas Rudy, Kamis (6/6).
Rudy menduga adanya praktik oligopoli atau kesepakatan harga yang di buat oleh sejumlah operator feri. Hal ini telah juga di laporkan kepada Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Wilayah Sumatera Bagian Utara sejak setahun lalu.
“Sesuai UU anti monopoli, itu melanggar peraturan pemerintah,” tegas Rudy.
Kenaikan harga tiket feri ini juga berdampak negatif bagi masyarakat Kepri yang sering melakukan perjalanan ke Singapura.
“Masyarakat Kepri yang bergantung pada sektor pariwisata juga terbebani dengan mahalnya harga tiket,” kata Rudy.
Saat ini, harga tiket feri pulang pergi (PP) berkisar antara Rp800 ribu hingga Rp 830 ribu per orang. Sedangkan, untuk tiket sekali jalan, harganya berkisar antara Rp 450 ribu hingga Rp 530 ribu per orang untuk masing-masing operator kapal. Sudah termasuk pass penumpang Rp 100 ribu per orang.
Sementara itu, BPS Kepri mencatat jumlah kunjungan wisman ke Kepulauan Riau pada April 2024 mengalami penurunan. Dengan total 102.894 wisman, turun 24,06 persen dibanding bulan sebelumnya sebanyak 135.491 wisman.
Kemudian, jika dibandingkan April 2023, jumlah kunjungan wisman ke Kepri juga mengalami penurunan sebesar 13,40 persen, yaitu dari 118.817 menjadi 102.894 kunjungan. (Ism)
Editor: Brm