Sulitnya Cari Kerja di Tanjungpinang

Muhammad Faiz
Sulitnya Cari Kerja di Tanjungpinang
Pelaksanaan IT Expo Skanpat 2024 Job Fair di halaman SMKN 4 Kota Tanjungpinang, Rabu (9/10/2024). Foto: Lintaskepri/Mfz

Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Generasi muda di Tanjungpinang kini menghadapi tantangan hidup yang semakin berat.

Persoalan di sektor pekerjaan menjadi salah satu masalah mendasar yang semakin kompleks dari tahun ke tahun. Kesulitan mencari pekerjaan, bahkan untuk lulusan berpendidikan tinggi, semakin dirasakan.

Data dari platform properti Pinhome menunjukkan bahwa sekitar 41 juta orang Indonesia masuk dalam kategori “generasi sandwich” yaitu generasi yang dihimpit oleh kebutuhan ekonomi yang semakin tertekan.

Sebanyak 53 persen dari mereka merupakan generasi milenial, 26 persen adalah Gen Z, dan sisanya berasal dari Gen X. Ini menunjukkan bahwa pendidikan yang tinggi tidak selalu menjamin pekerjaan yang layak.

Akip, seorang lulusan SMKN 4 Tanjungpinang yang bekerja sebagai freelancer, merasakan langsung sulitnya mencari pekerjaan meskipun memiliki keahlian di bidang komunikasi teknologi.

“Persaingan sangat ketat, bahkan yang punya skill pun perusahaan masih mempertimbangkan ulang, apalagi yang tidak memiliki keahlian sama sekali,” ungkapnya.

Senada dengan Akip, Fitri, seorang lulusan sarjana ilmu komunikasi, juga mengeluhkan kesulitan yang sama. Ia mengatakan sudah melamar ke banyak perusahaan, namun belum mendapatkan hasil.

“Saya berharap pemerintah lebih fokus pada masalah ini. Bonus demografi seharusnya diimbangi dengan lebih banyaknya peluang kerja untuk lulusan seperti kami,” keluhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, dan Usaha Mikro Tanjungpinang menyatakan Pemko Tanjungpinang terus berupaya membuka peluang kerja bagi putra daerah.

Meski belum terserap secara merata, pihaknya berkomitmen untuk terus melobi perusahaan agar membuka lebih banyak lowongan kerja.

“Kami juga sering mengadakan job fair, seperti yang baru-baru ini dilakukan di SMKN 4 Tanjungpinang,” ujarnya.

Ia juga menyebut, adanya rencana program sertifikasi untuk masyarakat yang membutuhkan, yang akan diimplementasikan sesuai rekomendasi Plh Kadis Pendidikan Provinsi Kepri, Dali. Sertifikasi ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing masyarakat dalam pasar kerja.

Di sisi lain, data dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mencatat 45.762 orang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sepanjang Januari hingga Agustus 2024. Provinsi dengan kasus PHK tertinggi adalah Jawa Tengah, Banten, dan Jawa Barat.

Masalah ini menunjukkan betapa pentingnya kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan institusi pendidikan dalam menciptakan lebih banyak peluang kerja bagi generasi muda, terutama di kota seperti Tanjungpinang. (Mfz)

Editor: Ism

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *