Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Sektor perikanan di Tanjungpinang, khususnya para pedagang bilis kering, tengah menghadapi tantangan. Sejak pandemi Covid-19 melanda, permintaan akan ikan bilis kering terus menurun.
Yanti, seorang pedagang bilis di pelabuhan pelantar KUD Tanjungpinang, mengungkapkan bahwa saat ini ia kesulitan menjual stok bilisnya.
“Dulu, sebelum pandemi, saya bisa menjual hingga satu ton bilis dalam waktu singkat. Sekarang, 500 kilogram saja sulit laku,” keluhnya, Jumat (8/8/2024).
Beberapa faktor dianggap menjadi penyebab menurunnya permintaan bilis kering. Pertama, kondisi cuaca yang tidak menentu membuat nelayan kesulitan melaut, sehingga pasokan bilis ke pasar menjadi berkurang.
Kedua, kondisi ekonomi yang sulit membuat masyarakat lebih mengutamakan kebutuhan pokok dibandingkan membeli makanan tambahan seperti bilis.
“Banyak pembeli yang menunda pembelian bilis karena kondisi ekonomi yang kurang baik. Mereka lebih memilih untuk membeli beras, minyak goreng, dan kebutuhan pokok lainnya,” ujar Yanti.
Hal serupa juga dirasakan oleh Hengli, seorang pengepul bilis.
Ia mengatakan bahwa kualitas ikan yang ditawarkan oleh nelayan seringkali tidak memenuhi standar, sehingga sulit dijual.
“Banyak ikan yang rusak atau tidak layak konsumsi,” katanya.(Mfz)
Editor: Brm