Lintas Kepri

Infromasi

Sejak COVID-19 Pelabuhan SBP Merugi, Pelindo: Rp1,3 Miliar per Bulan

Sep 18, 2020
Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang sebelum berhenti beroperasi.Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang sebelum berhenti beroperasi.
Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang sebelum berhenti beroperasi.
Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP) Tanjungpinang sebelum berhenti beroperasi.

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Dampak dari COVID-19 membuat PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I cabang Tanjungpinang merugi akibat Pelabuhan Internasional Sri Bintan Pura (SBP) tidak beroperasi hingga kini.

Asisten Manajer Pelayanan Pelabuhan SBP Tanjungpinang, Raja Junjungan Nasution mengatakan, pelabuhan yang dikelola pihaknya tidak beroperasi karena Pemerintah Malaysia dan Singapura menutup akses pelayaran ke Tanjungpinang sejak 28 Maret hingga sekarang.

Biasanya, kata Raja, ketika pelabuhan internasional beroperasi, pendapatan yang diperoleh Pelindo berkisar Rp1,3 miliar hingga Rp1,5 miliar per bulan. Sejak pelabuhan internasional tutup, Pelindo tidak mempunyai pendapatan dari sektor itu.

“Pendapatan itu bersumber dari tarif masuk pelabuhan sebesar Rp60 ribu per orang untuk warga asing, sedangkan untuk WNI Rp40 ribu per orang,” tuturnya, Jumat (18/9) pagi.

Meski pelabuhan internasional tutup, sambung Raja, pihaknya masih mendapatkan pendapatan dari sektor pelayaran di pelabuhan domestik.

“Dalam sebulan pendapatan dari pelabuhan domestik ini rata-rata Rp500 juta. Salah satunya bersumber dari tarif masuk pelabuhan,” ungkapnya.

Itu pun, sambung Raja, masih jauh dari sebelum COVID-19. Karena, sejak corona jumlah pengguna fasilitas pelabuhan pun menurun.

“Pendapatan dari pelabuhan domestik pun jauh berkurang sejak pandemi COVID-19,” kata dia.

Meski pendapatan berkurang, Raja menegaskan PT Pelindo tetap memberikan pelayanan secara maksimal kepada pengguna jasa pelabuhan.

Pelindo juga meningkatkan fasilitas pelayanan untuk kepentingan pengguna jasa pelabuhan.

“Penghematan dilakukan selama masa-masa sulit ini namun tidak mengurangi mutu pelayanan,” pungkas Raja Junjungan.

(san)

Bagikan Berita :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *