Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Calon Wakil Wali Kota Tanjungpinang nomor urut satu, Rizha Hafiz, mengadakan pertemuan silaturahmi dengan tokoh masyarakat sekaligus anggota keluarga kerajaan Riau-Lingga-Pahang, Tengku Muhammad Fuad, di Istana Tengku Bilik, Pulau Penyengat, Selasa (5/11/2024).
Pertemuan tersebut membahas gagasan Rizha tentang pendidikan karakter berbasis karya sastra Melayu klasik, Gurindam 12, sebagai landasan moral bagi generasi muda di Tanjungpinang.
Rizha, yang berpasangan dengan Rahma, meminta nasihat dan pandangan Tengku Fuad terkait penerapan nilai-nilai Gurindam 12 dalam program pendidikan karakter.
Ia menegaskan bahwa pendidikan karakter adalah prioritas utamanya, khususnya untuk membekali generasi muda dengan akhlak yang baik dan memperkuat identitas budaya Melayu.
“Kemajuan teknologi memang tidak terelakkan, namun kita harus memiliki benteng yang kuat untuk melindungi anak-anak kita dari pengaruh negatifnya. Gurindam 12 menjadi landasan yang tepat untuk memperkuat akhlak dan nilai-nilai moral generasi muda kita,” ungkapnya.
Sebagai seorang pendidik, Rizha berharap penerapan nilai-nilai Gurindam 12 ini mampu memberikan landasan karakter yang kuat di tingkat SD dan SMP di Tanjungpinang.
Program ini, menurutnya, bukan hanya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan akademik, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keagamaan dan moral yang mendalam.
Merespons gagasan tersebut, Tengku Muhammad Fuad menyambut positif dan menyampaikan apresiasi atas langkah Rizha.
Ia meyakini bahwa Gurindam 12 memiliki kedalaman filosofis yang mampu menjadi pedoman hidup, mengajarkan manusia untuk mengenal Tuhan, menghormati orang tua, dan menjaga hubungan dengan lingkungan.
“Gurindam 12 mengandung pesan moral yang begitu mendalam. Dengan nilai-nilai ini, anak-anak akan lebih memahami jati diri mereka sebagai Melayu, tahu cara menghormati orang tua, dan paham bagaimana bersikap di masyarakat,” ujar Tengku Fuad.
Ia juga mengungkapkan kenangannya tentang metode pendidikan Melayu masa lalu yang menggunakan ungkapan penuh makna untuk menanamkan nilai-nilai moral.
Contoh seperti, “periuk belanga pasu kuali, buruk nama tipu curi; tikar bantal kelambu tilam, ingkar nakal ilmu kelam,” merupakan warisan sastra yang diharapkan dapat kembali diterapkan untuk generasi mendatang.
Tengku Fuad menyatakan dukungannya atas inisiatif ini dan berharap program Rizha dapat menyentuh hati masyarakat Tanjungpinang.
“Saya sangat mendukung. Semoga Gurindam 12 dapat menjadi jiwa yang mengalir dalam diri anak-anak kita,” pungkasnya.(*)
Editor: Brm