Pertumbuhan Ekonomi Batam Belum Optimal, Ansar: Seharusnya Bisa 15 Persen

Pertumbuhan Ekonomi Batam Belum Optimal, Ansar: Seharusnya Bisa 15 Persen
Pertumbuhan Ekonomi Batam Belum Optimal, Ansar: Seharusnya Bisa 15 Persen. Foto: Dok Kemenparekraf.
banner 728x90

Lintaskepri.com, Batam – Kota Batam, sebagai pusat industri dan perdagangan di Kepulauan Riau, memiliki potensi pertumbuhan ekonomi yang sangat besar.

Namun, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menilai bahwa capaian pertumbuhan ekonomi Batam saat ini masih belum optimal.

Ansar mengungkapkan kekecewaannya terhadap angka pertumbuhan ekonomi Batam yang hanya mencapai 7,04 persen.

Menurutnya, dengan potensi sumber daya yang dimiliki, Batam seharusnya mampu tumbuh jauh lebih tinggi, bahkan mencapai kisaran 11 hingga 15 persen.

Untuk memperkuat argumennya, Ansar membandingkan kinerja ekonomi Batam dengan kabupaten/kota lain di Kepulauan Riau.

Meskipun Batam memiliki pertumbuhan ekonomi tertinggi, namun jika dilihat dari proporsi anggaran, dukungan swasta, dan fasilitas kawasan industri yang lebih lengkap, seharusnya Batam bisa mencapai pertumbuhan yang jauh lebih signifikan.

Sebagai contoh, Kabupaten Bintan dengan anggaran yang jauh lebih kecil dan fasilitas yang lebih terbatas mampu tumbuh 6,5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa Batam memiliki potensi yang belum tergarap secara maksimal.

“Kalau bicara pertumbuhan ekonomi Batam, menurut saya bisa 11 persen sampai 15 persen itu baru sukses, berhasil,” kata Ansar dari video podcast.

Dalam perbandingan, Batam mengelola dana sebesar Rp6,2 triliun per tahun dengan rincian Rp2,6 triliun dari BP Batam dan lebih dari Rp3,5 triliun dari APBD Pemko Batam.

“Bayangkan, dengan anggaran Rp6,2 triliun, Batam mengelola sendiri, ditambah dukungan sektor swasta yang kuat serta kawasan perdagangan bebas (FTZ) yang sudah menyeluruh. Selain itu, ada kawasan-kawasan strategis seperti Rempang, Galang, serta tiga Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang membuat Batam semakin kuat. Tapi dengan potensi itu, pertumbuhan ekonomi hanya 7,04 persen,” tegas Ansar.

Ansar juga membandingkan dengan Kabupaten Bintan yang memiliki APBD Rp1,2 triliun dan hanya sebagian wilayahnya merupakan FTZ, serta satu KEK Bintan Alumina.

Meskipun demikian, Bintan mampu mencapai pertumbuhan ekonomi 6,5 persen, hanya terpaut 0,54 persen dari Batam.

“Dengan perbandingan anggaran, dukungan sektor swasta, dan kebijakan yang ada, anggaran Batam Rp6,2 triliun ini lima kali lipat dari Bintan yang hanya Rp1,2 triliun. Seharusnya, pertumbuhan ekonomi Batam bisa mencapai belasan persen, bukan 7,04 persen. Saya bahkan yakin Batam bisa tumbuh hingga 15 persen,” tandas Ansar.(*)

Editor: Brm