Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Pembangunan Jembatan Batam-Bintan (Babin) ramai diperbincangkan di media sosial jelang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kepri, 27 November 2024 mendatang.
Tak ayal, pembangunan Jembatan itu menjadi isu menarik yang dibahas netizen lantaran tak kunjung terbangun hingga saat ini.
Jembatan Batam-Bintan ini sebenarnya sudah mulai dirancang oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau sejak tahun 2005, kemudian diperbarui tahun 2010.
Rencananya Jljembatan ini akan dibangun sepanjang 14,753 Km, dengan pembagian 7.98 Km untuk porsi KPBU (Pulau Bintan – Pulau Tanjung Sauh) dan 6.76 Km untuk dukungan pemerintah (Pulau Tanjung Sauh – Pulau Batam) yang akan bersumber dari Pinjaman Luar Negeri.
Jembatan ini juga direncanakan bisa dilewati kendaraan dengan kecepatan hingga 80 kilometer per jam, juga akan memiliki vertical clearance yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan yaitu Batam-Tanjung Sauh setinggi 27 meter dan Tanjung Sauh-Batam setinggi 40 meter.
Calon Gubernur Kepri nomor urut 1, Ansar Ahmad mengatakan upaya mewujudkan pembanguan Jembatan Babin telah melalui proses panjang.
Seluruh lahan yang akan dilalui oleh jembatan telah dibebaskan.
Kini pemerintah pusat pun tengah melaksanakan survei kedalaman, kondisi lahan bawah laut, kondisi arus dan sebagainya yang menjadi syarat pembangunan jembatan.
“Untuk survei ini pemerintah pusat mengeluarkan anggaran Rp70 miliar, dan diperkirakan diperkirakan akan selesai pada Desember 2024, sehingga proses lelang sudah bisa dimulai tahun depan,” terang Ansar.
Ia meyakinkan akan mewujudkan pembanguan Jembatan yang akan memberikan dampak besar bagi Wilayah Batam, Bintan dan Tanjungpinang.
“Jika Allah mengizinkan kami memimpin Kepri, kami akan menghadap Presiden Prabowo supaya pembangunan jembatan Babin bisa segera dilelang,” sebutnya.(*)
Editor: Brm
