Lintaskepri.com, Natuna – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengumumkan bahwa ada perusahaan migas yang menyatakan ketertarikannya untuk melakukan studi bersama atau joint study di lapangan Natuna D-Alpha.
Sebelumnya, lelang lapangan kaya gas yang diadakan pada tahun 2023 tidak menghasilkan pemenang.
Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengatakan, skema bisnis pajak dan royalti (tax and royalty) akan diterapkan pada sistem kontrak lapangan migas berisiko tinggi ini.
Namun, skema ini masih menunggu pembahasan lebih lanjut terkait revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas).
“Sekarang akan masuk ada peminat untuk joint study,” kata Tutuka seperti ditulis Bisnis.com, Senin (19/2/2024).
Lapangan itu memiliki potensi gas yang sangat besar, mencapai 222 triliun kaki kubik (Tcf). Namun, kandungan CO2 yang lebih dari 70% menjadikannya blok yang tidak mudah untuk dikelola.
Sebelumnya, beberapa perusahaan migas besar seperti ExxonMobil dan Pertamina pernah tertarik untuk menggarap Blok East Natuna, namun akhirnya mundur.
Harapannya, dengan adanya investor baru yang tertarik untuk melakukan studi bersama, maka pengembangan Lapangan Natuna D-Alpha dapat segera dimulai.(*/Brm)
Editor: Brm