Bawaslu Tanjungpinang Ajak Media Perangi Politik Uang dan Kampanye Hitam

Muhammad Faiz
Bawaslu Tanjungpinang Ajak Media Perangi Politik Uang dan Kampanye Hitam
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tanjungpinang mengajak insan pers dan media mengawasi praktik politik uang dan kampanye hitam pada pelaksanaan Pilkada 2024. Foto: Lintaskepri/Mfz

Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Tanjungpinang mengajak insan pers dan media mengawasi praktik politik uang dan kampanye hitam pada pelaksanaan Pilkada 2024.

Ketua Bawaslu Kota Tanjungpinang, Muhammad Yusuf, menekankan pentingnya peran media sebagai mitra pengawas aktif. Terutama menjelang hari pemungutan suara yang tinggal 10 hari lagi dan masa kampanye yang hanya tersisa tujuh hari.

“Media adalah ujung tombak dalam menyebarkan informasi positif dan menangkal berita bohong (hoaks). Kami berharap media bisa menjadi mitra aktif kami,” ujarnya dalam kegiatan media gathering dengan insan pers di Jalan Raja Haji Fisabilillah, Kilometer 8, Sabtu (16/11/2024).

Kemudian, Yusuf juga menyoroti masih banyaknya masyarakat yang apatis terhadap pengawasan pemilu dan pilkada.

Menurutnya, indikator keberhasilan dari sebuah pemilihan bisa dilihat dari kemampuan masyarakat yang menjadi penggerak dalam pengawasan partisipatif secara pro aktif dan bukan malah sebaliknya.

“Jadi masih banyak pekerjaan kita dalam membenahi pemilihan ini, sehingga pemilih cerdas dan integritas dapat kita hasilkan nantinya,” ungkapnya.

Yusuf memaparkan data dari pegiat pemilu menunjukkan masih banyaknya masyarakat yang menerima suap, serangan fajar dan politik uang pada pemilu maupun pilkada dengan persentase 57,59 persen.

Untuk masyarakat yang menolak 29 persen, dan 13,25 persen masyarakat yang tidak mau tahu.

Lebih lanjut, dia menambahkan sudah seyogyanya peserta pemilu yang menjadi corong edukasi masyarakat pada setiap kampanyenya dalam menolak money politik, kampanye hitam dan lain sebagainya, namun pada kenyataannya tidak demikian.

“Sehingga yang dikambinghitamkan adalah penyelenggara pemilu sendiri, kita tidak bisa pungkiri itu,” jelasnya

“Kita sudah terbiasa dengan suap menyuap, jadi ini yang harus di beri pesan dan edukasi mendalam tidak hanya saat pesta demokrasi saja, tapi di dalam kesehariannya juga,” tegasnya. (Mfz)

Editor: Ism

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *