Ansar Ahmad: Pulau Penyengat adalah Jembatan Budaya Antar Generasi

Gubernur Kepri, Ansar Ahmad. Foto: Pemprov Kepri.

Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menegaskan komitmennya menjadikan Pulau Penyengat sebagai destinasi unggulan yang bukan hanya menyimpan sejarah, tetapi juga menjadi jembatan lintas generasi yang menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan Kepulauan Riau.

“Pulau ini bukan sekadar tanah di tengah laut, melainkan ruang hidup budaya yang menyatukan sejarah, kearifan lokal, dan identitas Melayu,” ujar Gubernur Ansar saat mengunjungi Pulau Penyengat pada Jumat (13/6/2026).

Dikenal dengan julukan Pulau Indera Sakti, Pulau Penyengat terus mengalami berbagai pembenahan di bawah kepemimpinan Gubernur Ansar dan Ketua DPRD Kepri, Nyanyang Harris Pratamura.

Upaya revitalisasi infrastruktur, konservasi situs sejarah, hingga peningkatan aksesibilitas terus dilakukan agar pulau ini tak hanya terjaga, tetapi juga semakin hidup.

“Penting bagi kita untuk mempromosikannya secara masif, baik nasional maupun internasional,” tegas Ansar.

Dalam setiap kunjungan kenegaraan dan kerja sama antardaerah, Gubernur Ansar tak pernah melewatkan kesempatan untuk memperkenalkan Pulau Penyengat.

Seperti yang dilakukan pada Jumat siang, ia mengajak Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal berkeliling menikmati kekayaan sejarah dan budaya di pulau bersejarah ini.

“Ini bentuk kebanggaan dan strategi promosi warisan budaya Kepri kepada pejabat dan masyarakat luar daerah,” tambah Ansar.

Pulau Penyengat menyimpan banyak situs penting, salah satunya Masjid Raya Sultan Riau yang melegenda.

Masjid ini dibangun dengan campuran putih telur, batu kapur, dan pasir laut menjadi simbol dari kegigihan dan gotong royong masyarakat Melayu zaman dahulu.

Lebih dari itu, Penyengat juga merupakan tempat tinggal dan makam Raja Ali Haji, sastrawan dan tokoh besar kebudayaan Melayu yang menulis Gurindam Dua Belas dan menginisiasi bahasa Melayu baku, cikal bakal Bahasa Indonesia modern.

Peninggalan beliau masih terawat dalam bentuk perpustakaan dan makam yang terjaga.

“Di sinilah generasi muda belajar menghargai sastra, sejarah, dan semangat kebangsaan,” ucap Gubernur Ansar.

Lebih dari sekadar situs sejarah, Pulau Penyengat menghadirkan pengalaman wisata budaya yang autentik.

Atmosfer kampung yang damai, keramahan penduduk lokal, serta panorama laut yang menenangkan menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.

“Berkunjung ke Pulau Penyengat bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga menyerap nilai-nilai untuk masa depan,” lanjut Ansar.

Ia menekankan bahwa warisan budaya tidak cukup hanya dipelihara, tetapi harus terus dihidupkan dengan cinta, penghormatan, dan rasa ingin tahu generasi mendatang.

Gubernur Ansar menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kepri akan terus melakukan berbagai perbaikan dan promosi agar Pulau Penyengat tetap menjadi ikon budaya dan destinasi unggulan.

“Insyaallah, kami berkomitmen untuk terus membenahi Pulau Penyengat agar selalu menarik untuk dikunjungi, dan tetap menjadi simbol identitas budaya Melayu yang membanggakan,” pungkas Ansar.(*)

Simak Berita Terbaru Langsung di Ponselmu! Bergabunglah dengan Channel WhatsApp Lintaskepri.com disini