Sejarah dan Amalan Selama Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW

Muhammad Faiz
Sejarah dan Amalan Selama Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Sejarah dan Amalan Selama Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.

Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, hari besar kelahiran nabi terakhir, dirayakan setiap tahun pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah.

Pada tahun 2024, peringatan ini jatuh pada tanggal 16 September 2024 Masehi, bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1446 H.

Diketahui jutaan bahkan miliaran ummat islam di seluruh dunia dipastikan melaksanakan peringatan maulid nabi di berbagai penjuru dunia.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW lahir di Makkah sekitar tahun 570 M. Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib, meninggal sebelum Nabi lahir, dan ibunya, Aminah binti Wahab, wafat ketika beliau berusia enam tahun.

Sejak itu, Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Beliau diangkat menjadi nabi pada usia 40 tahun di Gua Hira.

Adapun Maulid nabi ini bisa dimaknai sebagai wujud syukur dalam mengenang hari kelahiran nabi besar kepada seluruh umat dunia. Selain itu, peringatan tersebut juga dimaknai dengan meningkatkan tali silaturahim diantara sesama ummat muslim dunia serta sarana lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Mengutip dari berbagai sumber, perayaan maulid nabi sudah ada sejak lama. Orang yang pertama kali merayakan maulid nabi adalah Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin.

Dia adalah penguasa Irbil, Irak pada awal abad ke-7 Hijriyah, beliau adalah orang yang ahlus sunah wal jama’ah.

Raja Mudhaffar merupakan seorang raja yang pertama kali merayakan Maulid Nabi dengan menjadikannya sebagai program yang meriah, teratur, dan tertib.

Hal tersebut juga dikatakan oleh Syekh Muhammad bin Ali asy-Syaukani dalam salah satu kitabnya, bahwa orang pertama kali yang mengadakan seremonial maulid nabi yaitu Raja Mudhaffar.

Kendati demikian, berbagai ulama di dunia mempunyai pandangan yang berbeda terkait siapa yang melaksanakan maulid nabi pertama kalinya.

Namun, yang perlu digaris bawahi ialah makna yang mendalam dari pelaksanaan maulid nabi Muhammad SAW yang sudah menjadi tradisi umat Islam sejak dahulu kala.

Sehingga, sebagai ummat akhir zaman saat ini, jangan sampai menghilangkan tradisi baik yang sudah dijaga oleh ulama ulama terdahulu.

Berikut amalan yang dapat dilakukan di hari maulid nabi.
1. Mengisi bacaan salawat kepada Rasulullah SAW.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-Ahzab ayat 56:
اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓٮِٕكَتَهٗ يُصَلُّوۡنَ عَلَى النَّبِىِّ ؕ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَيۡهِ وَسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا‏
Arab latin: Innallaaha wa malaaa’i katahuu yusalluuna ‘alan Nabiyy; yaaa aiyuhal laziina aamanuu salluu ‘alaihi wa sallimuu tasliimaa

Artinya: “Sesungguhnya Allah SWT dan para malaikat-Nya bersalawat untuk Nabi SAW. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi SAW dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

2. Berzikir dan mendekatkan ibadah kepada Allah SWT dengan memperbanyak solat solat sunnah dan memperbanyak membaca Alquran.

3. Membaca buku tentang perjalanan hidup Rasullullah

4. Berpuasa di hari kelahiran Rasullullah yakni hari Senin
Hadits riwayat Imam Muslim dalam kitab shahih. Bahwa Rasulullah SAW ketika ditanya mengapa beliau puasa pada hari Senin, beliau menjawab:
ذلِكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ
“Hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan”. (HR Muslim).

5. Menunjukkan rasa gembira dan suka cita atas kelahiran nabi besar.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
مَنْ أَحَبَّنِى كَانَ مَعِيْ فِي الْجَنـَّةِ
Artinya: “Barang siapa yang senang, gembira, dan cinta kepada saya, maka akan berkumpul bersama dengan saya masuk surga.”

6. Menghadiri kajian agama dan peringatan maulid nabi di Masjid Masjid sekitar rumah. (Mfz)

Editor: Ism

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *