Lintaskepri.com, Jakarta – Sebuah insiden yang melibatkan transportasi udara di Indonesia tengah menjadi perbincangan.
Mengutip Viva, hal ini menyusul insiden yang melibatkan dua pilot Batik Air Indonesia yang tidur secara bersamaan saat mengoperasikan pesawat yang menjadi tanggung jawab mereka.
Kasus ini pertama kali dilaporkan oleh Flight Global, dilansir Sabtu, 9 Maret 2024.
Insiden tersebut terjadi pada tanggal 25 Januari 2024 lalu, yang diklasifikasikan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebagai kasus yang “serius”, menyebabkan serangkaian kesalahan navigasi yang terjadi saat kedua pilot tertidur sekitar 28 menit saat menerbangkan pesawat.
Kedua awak pesawat tersebut, seorang pilot berusia 32 tahun dan seorang first officer (co-pilot) berusia 28 tahun, mengoperasikan penerbangan dengan nomor ID6723 dari Kendari di provinsi Sulawesi ke Jakarta.
Penerbangan ini memiliki waktu blok 2 jam 35 menit, sesuai dengan jadwal Batik Air Indonesia.
Saat pesawat mencapai ketinggian jelajah sekitar pukul 08:37 waktu setempat, kedua awak melepas headset mereka, dan co-pilot bertanya kepada pilot apakah dia bisa beristirahat dan tidur sebentar, Pilot pun setuju.
Pilot mengambil alih sebagai pilot utama untuk terbang selama 40 menit berikutnya, sebelum rekannya bangun dan menanyakan apakah dia ingin beristirahat dan bergantian.
Pilot pun menolak dan berkata akan tetap melanjutkan tugasnya.
Sekitar pukul 08.43 WIB, pilot yang masih menerbangkan pesawat melakukan kontak awal dengan pengatur lalu lintas udara Jakarta dan diinstruksikan menuju waypoint KURUS yang terletak di timur laut bandara ibu kota tersebut.
Saat itu, A320 sedang terbang dengan arah 250° dan berada di sebelah timur titik jalan.
Namun, sekitar 1 menit setelah kontak dengan Jakarta, pilot pun “tidak sengaja” tertidur.
Pusat kendali wilayah Jakarta menanyakan kepada kru berapa lama A320 perlu terbang pada jalurnya saat ini, namun tidak mendapat tanggapan.
Beberapa upaya untuk menghubungi awak kabin dilakukan, termasuk meminta pilot lain untuk memanggil awak pesawat.
Sekitar 28 menit setelah pilot tertidur, ia terbangun dan menyadari bahwa pesawat “tidak berada di jalur yang benar”, kata KNKT.
Dia membangunkan rekannya dan menanggapi panggilan dari pusat kendali wilayah Jakarta, mengatakan bahwa mereka “mengalami masalah komunikasi radio”, yang menjelaskan kurangnya respons mereka.
Pesawat mendarat dengan selamat di Jakarta, dan tidak mengalami kerusakan pada pesawat atau cedera pada penumpangnya.
Penyelidik tidak menemukan masalah dengan sistem komunikasi pesawat. ”Sebelum penerbangan tidak ada catatan atau laporan kerusakan sistem pesawat. Setelah (insiden) tersebut, sistem komunikasi radio pesawat ditemukan dalam kondisi normal,” katanya.
Menurut KNKT, kedua pilot yang sama telah mengoperasikan penerbangan Jakarta-Kendari pada pagi di hari yang sama. Penerbangan tersebut dijadwalkan berangkat pada pukul 02:55 waktu setempat, dan awak pesawat harus melakukan login pada pukul 01:25.
Keduanya berkata bahwa mereka kelelahan. (*)
Editor: Mfz