Pakar Siber Ungkap Kelemahan Sirekap KPU

Muhammad Faiz
Aplikasi Sirekap KPU. (Foto Lintaskepri)

Lintaskepri.com, Jakarta – Kejanggalan pada aplikasi Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) disebut terkait kelemahannya dalam hal entry data.

Sirekap sejauh ini masuk jajaran trending topic di Twitter nasional imbas banyak kesalahan input data dari formulir C1 di Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke aplikasi tersebut.

Lembaga analis media sosial Drone Emprit mencontohkan salah satu kesalahan Sirekap itu adalah memasukkan atau meng-entry 3,5 juta suara untuk pasangan calon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar di salah satu TPS di Lampung.

Akibatnya, suara paslon 1 sempat naik jadi 31,9 persen. Pendukungnya senang. Dalam hitungan menit, data berubah menjadi 25,4 persen. Akibatnya, pendukung yang sempat happy jadi dongkol dan menuding tindakan manipulasi pada Sirekap.

“Netizen tidak tahu kalau kesalahan entri itu sudah dibetulkan, sehingga yang terakhir adalah perolehan yang benar,” menurut Drone Emprit.

Senada, Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC Pratama Persadha mengungkap keanehan pada hasil penghitungan suara TPS 013 Kelurahan Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok, Jawa Barat, pada situs pemilu2024.kpu.go.id.

Pada situs hitung nyata atau real count KPU itu, suara yang dimasukkan ke dalam sistem berbeda dengan lembar C1 dengan selisih sampai 500 suara.

Selain itu, ada keanehan data pengguna TPS di situs KPU tersebut juga berbeda dengan form C1, yakni 236 daftar pemilih tetap (DPT). Tak ketinggalan, jumlah suara sah di situs KPU hanya 2 suara, sementara di form C1 mencapai 202 suara.

Yang lebih memprihatinkan, kata Pratama, adalah jumlah perhitungan suara untuk paslon nomor urut 2 Prabowo-Gibran. Di situs KPU, jumlahnya 617 suara. Angka ini lebih besar 500 suara dari yang tertera di form Plano C1, yakni 117 suara.

Alih-alih menuding manipulasi atau kecurangan pemilu seperti yang dilakukan netizen, Pratama menduga ada celah pada aplikasi Sirekap.

Ia merinci Sirekap bermasalah dalam hal ketiadaan fitur pengecekan kesalahan (error checking) sistem masukan data (entry).

“Jika dilihat pada data TPS [Depok] tersebut, sepertinya sistem entry data yang dipergunakan oleh KPU tidak memiliki fitur error checking, dimana seharusnya hal tersebut mudah saja dimasukkan pada saat melakukan pembuatan sistem,” tuturnya, dalam keterangan tertulis, Kamis (15/2).

Sehingga kesalahan memasukkan data baik disengaja maupun tidak disengaja tidak dapat terjadi.

Menurut Pratama, sistem mestinya bakal menolak jika jumlah perolehan suara pemilihan presiden di atas jumlah suara yang sah jika fitur error checking itu ada.

“Kemudian Sistem juga akan menolak jika penjumlahan jumlah suara sah ditambah surat suara tidak sah tidak sama dengan baris jumlah seluruh suara sah dan suara tidak sah,” imbuh dia.

Merespons sejumlah keanehan data Sirekap ini, Ketua KPU RI Hasyim Asy’ari mengaku tak ada niat manipulasi suara lewat Sirekap.

“Kami mohon maaf kalau hasilnya pembacaannya kurang sempurna dan menimbulkan publikasi hitungannya, hitungannya maksudnya dari konversi ke hitungan belum sesuai,” kata dia, Kamis (15/2).

“Tidak ada niat manipulasi, tidak ada niat untuk mengubah-ubah hasil suara. Karena pada dasarnya formulir C Hasil yang plano diunggah apa adanya,” lanjutnya.

Hasyim mengklaim jumlah kesalahan Sirekap cuma 0,64 persen jika dibandingkan dengan total 358.775 TPS yang sudah mengunggah hasil Pemilu.

“Yang ditemukan salah TPS, tidak tepat, formulir tidak terbaca secara sistem dengan tepat, itu kalau dibandingkan dengan yang sudah diunggah 358.775 TPS kurang lebih 0,64 persen atau di bawah 1 persen,” klaimnya.

Pihaknya mengaku akan mengoreksi publikasi hitungan suara Pemilu 2024 yang belum sesuai.

“Kalau ada kelemahan akan segera dikoreksi dan kami mohon maaf kalau hasil pembacaannya kurang sempurna dan menimbulkan publikasi hitungannya belum sesuai,” kata Hasyim.

“Yang paling penting KPU ini enggak boleh bohong dan harus ngomong jujur,” ucap dia, yang sudah kena dua kali Peringatan Keras Terakhir dari Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP), termasuk akibat meloloskan Gibran Rakabuming sebagai cawapres, itu. (Cnn)

Editor: Mfz

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *