Natuna, LintasKepri.com – Masyarakat Kabupaten Natuna, masih ketakutan dan was-was akan ancaman virus Corona. Hal ini menyusul ditetapkannya Kabupaten Natuna menjadi pusat Observasi WNI yang dievakuasi dari Wuhan RRT.
Observasi itu ditempatkan di Hanggar Barat Lanud Raden Sadjad, Natuna. Selama 14 Hari kedepan, mulai tanggal 2 Februari hingga 17 Februari 2020, 238 WNI dari Wuhan akan diawasi kesehatannya di camp observasi.
Meskipun Pemerintah Pusat mengeluarkan statemen bahwa WNI yang di Observasi dalam keadaan sehat. Namun, Masyarakat Natuna tetap tak mau mengambil resiko, dan memilih ‘eksodus’ keluar daerah, hingga masa observasi selesai.
Hal ini pun dibenarkan oleh Anggota Komisi III DPRD Natuna, Junaidi. Menurutnya, sikap Warga Natuna yang khawatir keselamatannya karena isu Virus Corona Wabah Global adalah wajar.
“Saya rasa memang bentuk kekhawatiran warga, karena mendadak mendengar rencana Observasi WNI dari Wuhan Tiongkok. Ini murni pergerakan masyarakat yang resah,” ujar Junaidi.
Wakil rakyat dari daerah pemilihan (dapil) Natuna I itu juga mengatakan, eksodus warga yang berbondong-bondong keluar daerah juga rencana dadakan, karena kebetulan saat itu Kapal Pelni masuk ke Natuna.
“Kebetulan saat itu KM Bukit Raya sandar di Natuna, jadi warga yang khawatir langsung memilih pergi dari natuna. Walaupun tidak semua warga berniat eksodus , karena ada juga warga kita yang biasa bulak balik kampungnya seperti di Midai dan Serasan,” kata Junaidi.
Sebagai langkah yang dilakukan agar warga berkurang kekhawatirannya. Junaidi mengatakan legislatif dengan Pemkab Natuna akan menyerap aspirasi masyarakat, salah satunya menyampaikan enam tuntutan warga Natuna.
“Langkah kita tentu kami memenuhi aspirasi masyarakat kita. Yakni menyampaikan 6 tuntutan massa pendemo ke Presiden RI. karena kejadian seperti ini siapapun dan dimanapun Warga di indonesia mendapat info mendadak seperti ini bukan hal mudah menerima, juga sulit bagi kita menenangkan masyarakat,” tuturnya.
Laporan : Erwin Prasetio