Ibrahim Minta Proyek Lanjutan Jalan Trans Batubi-Kelarik Segera Dilelang

Avatar
Ibrahim saat meninjau kondisi jalan trans Batubi-Kelarik, bersama Camat Bunguran Utara dan Babinsa setempat.
Ibrahim, Anggota Komisi I DPRD Natuna.
Ibrahim, Anggota Komisi I DPRD Natuna.

Natuna, LintasKepri.com – Hingga saat ini, masyarakat di Kelarik, Kecamatan Bunguran Utara, Kabupaten Natuna, masih menaruh harapan besar kepada Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), agar pembangunan jalan trans Kecamatan Bunguran Batubi – Bunguran Utara, segera diselesaikan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna, Ibrahim. Menurutnya, jalan tersebut menjadi akses darat utama dan penting bagi ribuan masyarakat yang tinggal diujung utara Pulau Bunguran Besar tersebut.

Wakil Rakyat asal Daerah Pemilihan (Dapil) Natuna III, yang meliputi Kecamatan Bunguran Utara, Bunguran Barat, Pulau Laut, Pulau Tiga, Pulau Tiga Barat dan Bunguran Batubi itu, menyebutkan, bahwa tidak lama lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan 1441 hijriyah. Tentu saja, sambung dia, masyarakat setempat akan sering melakukan perjalanan darat dari Kelarik ke Kota Ranai, maupun sebaliknya.

Ibrahim saat meninjau kondisi jalan trans Batubi-Kelarik, bersama Camat Bunguran Utara dan Babinsa setempat.
Ibrahim saat meninjau kondisi jalan trans Batubi-Kelarik, bersama Camat Bunguran Utara dan Babinsa setempat.

“Sekitar dua bulan lagi kita mau puasa, pasti warga Kelarik akan sering ke Ranai, untuk belanja kebutuhan selama bulan puasa dan untuk keperluan hari raya. Tentu akses jalan yang layak sangat dibutuhkan oleh masyarakat Kelarik,” ucap Ibrahim, kepada media ini melalui sambungan telepon, Sabtu (18/01/2020) siang.

Anggota legislatif Natuna yang juga berasal dari Kelarik itu berharap, agar Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas terkait, dapat segera melelang paket pekerjaan jalan lanjutan dari Kecamatan Batubi menuju ke Kelarik Kecamatan Bunguran Utara, ditahun anggaran 2020.

Sebab, kata dia, kondisi jalan diwilayah tersebut kondisinya sudah sangat memprihatinkan, dan dapat membahayakan para pengguna jalan dimusim-musim tertentu.

“Pada intinya cepat dilelang lah, biar cepat dikerjakan dan banjir diwilayah tersebut bisa segera teratasi. Karena kalau musim hujan jalan tersebut selalu banjir, bahkan ada salah satu jembatan yang sangat membahayakan warga saat melintas,” tegas Ibrahim.

Tampak badan jalan penghubung antara Kecamatan Bunguran Batubi menuju Kelarik Bunguran Utara, banjir ketika musim hujan.
Tampak badan jalan penghubung antara Kecamatan Bunguran Batubi menuju Kelarik Bunguran Utara, banjir ketika musim hujan.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu menjelaskan, bahwa tahun ini Pemerintah Provinsi Kepri akan membangun lanjutan jalan aspal Trans Batubi-Kelarik, sepanjang 5 Kilometer. Artinya, masih ada sekitar 8 Kilometer lagi yang masih menjadi PR bagi Pemerintah Provinsi Kepri.

“Kami berharap mudah-mudahan ditahun 2021 mendatang, Pemerintah Provinsi bisa kembali menganggarkan untuk menyelesaikan lanjutan pembangunan jalan tersebut, sampai ke permukiman warga. Kemarin juga sudah kita sampaikan ke Pemerintah Provinsi, intinya kami minta cepat diselesaikan lah. Kasian masyarakat Kelarik, sudah dari dulu belum bisa merasakan jalan aspal seperti masyarakat yang ada di daerah lain,” pinta Ibrahim.

Inilah kondisi jembatan darurat sungai semala Kelarik, ketika hujan turun.
Inilah kondisi jembatan darurat sungai semala Kelarik, ketika hujan turun.

Sebelumnya, Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna, melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), juga telah mengucurkan anggaran darurat pada akhir tahun 2019 kemarin, sekitar Rp 100 juta. Namun kata Ibrahim, anggaran tersebut hanya dapat digunakan untuk memperbaiki jembatan darurat di Sungai Semala, dengan kontruksi yang terbuat dari kayu.

“Jembatannya memang sudah diperbaiki, tapi sifatnya masih sementara, karena tiangnya hanya terbuat dari cerucuk kayu, lalu pelantarnya papan. Itu pun masih tergerus oleh air, bahkan kalau hujan lebat, jembatan tersebut terbenam air sungai. Itu sangat beresiko bagi pengguna jalan,” tegas Ibrahim.

Laporan : Erwin Prasetio

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *