Dunia  

Genap 100 Hari, Perang Telan 24 Ribu Nyawa Manusia di Gaza

Avatar
Ratusan warga Gaza laksanakan solat jenazah berjamaah
Ratusan warga Gaza laksanakan solat jenazah berjamaah (Foto : Istimewa)

GAZA, Lintaskepri.com – Perang antara Hamas dengan Israel memasuki hari ke-100 sejak serangan 7 Oktober 2023. Ribuan orang jadi korban. Menurut catatan Kementerian Kesehatan di Gaza, korban tewas mencapai 23.968 orang. Kebanyakan wanita dan anak-anak. Data tersebut merupakan korban yang jatuh sejak 7 Oktober 2023.

Dikutip dari Al-Jazeera, pengeboman di Gaza tanpa henti dilakukan oleh Israel. Belum ada tanda-tanda mereda. Serangan Israel di Gaza dilancarkan di tengah bencana kemanusiaan dan ancaman eskalasi perang yang semakin meluas. Adapun dari pihak Israel, korban yang tewas adalah 1.139 orang.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menyatakan untuk “melanjutkan [perang] sampai kemenangan”, dan mengatakan dalam pidatonya di televisi pada Sabtu (14/1) malam bahwa hal itu perlu dilakukan. “Tidak ada seorang pun yang akan menghentikan kami – baik Den Haag, Poros Kejahatan, dan tidak ada pihak lain,” kata Netanyahu.

Pernyataannya itu mengacu pada gugatan yang diajukan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional untuk meminta tindakan darurat guna menghentikan perang Israel. Selain itu, juga merujuk kepada kelompok “poros perlawanan” yang berpihak pada Iran di Lebanon, Suriah, Irak, dan Yaman.

Perang tersebut sejauh ini merupakan pertempuran paling berdarah dan paling merusak dalam konflik yang telah berlangsung selama beberapa dekade antara Israel dan Palestina. Pada awal Januari, kantor media Gaza mengatakan Israel telah menjatuhkan lebih dari 65.000 ton bom di wilayah tersebut. Analisis data satelit yang dikutip oleh Associated Press menunjukkan bahwa sekitar 33 persen bangunan di seluruh Jalur Gaza telah hancur.

Perserikatan Bangsa-Bangsa memperkirakan bahwa 1,9 juta orang, hampir 85 persen dari populasi, menjadi pengungsi. Sementara lebih dari 90 persen menghadapi kerawanan pangan akut.

“Kehancuran besar-besaran, pengungsian, kelaparan dan kehilangan dalam 100 hari terakhir menodai kemanusiaan kita bersama,” kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA).

“Operasi kemanusiaan telah menjadi salah satu yang paling kompleks dan menantang di dunia,” tambahnya dalam sebuah postingan di platform media sosial X./(al)

Editor : Redaksi Lintas Kepri

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *