Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, melakukan kunjungan kerja ke Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah IV Kepulauan Riau di Tanjungpinang.
Dalam kunjungan ini, ia didampingi Direktur Jenderal Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, Wali Kota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, serta Kepala BPK IV, Jumhari.
Fadli Zon menegaskan bahwa kunjungannya merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya nasional, khususnya di Kepulauan Riau.
“Saya datang atas undangan Gubernur Kepri Ansar Ahmad. Terima kasih kepada Pak Gubernur yang telah mengundang dan meyakinkan saya untuk hadir di Tanjungpinang,” ujarnya.
Menteri Kebudayaan menyoroti pentingnya Pulau Penyengat sebagai tempat lahirnya bahasa Indonesia.
Ia menegaskan bahwa pulau bersejarah ini harus mendapat perhatian lebih dalam upaya pelestarian budaya.
“Pulau Penyengat memiliki nilai sejarah tinggi. Di sana terdapat pahlawan nasional, naskah-naskah penting, serta Masjid Kesultanan Riau Lingga yang masih utuh. Ini adalah bagian dari identitas bangsa yang harus kita jaga,” kata Fadli Zon.
Ia juga menegaskan bahwa bahasa Indonesia memiliki peran besar dalam persatuan bangsa. “Tanpa bahasa Indonesia, kita sulit bersatu. Para pendiri bangsa telah memilih dengan tepat bahasa ini sebagai bahasa persatuan, dan Pulau Penyengat menjadi pusat gravitasi sejarahnya,” tambahnya.
Selain Pulau Penyengat, Fadli Zon juga menyoroti beragam potensi cagar budaya di Kepulauan Riau, termasuk cagar budaya bawah air.
“Di Kepri terdapat banyak titik cagar budaya, termasuk barang muatan kapal tenggelam. Semua ini harus mendapat perhatian serius,” ungkapnya.
Ia menekankan bahwa pengelolaan warisan budaya, baik tangible maupun intangible, membutuhkan upaya ekstra.
“Indonesia adalah negara dengan keberagaman budaya yang luar biasa, sehingga bisa disebut sebagai mega diversity. Pelestarian ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama,” tegasnya.
Fadli Zon menutup pernyataannya dengan menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menjaga warisan budaya.
“Pelestarian budaya memerlukan sinergi semua pihak. Budaya bukan sekadar bagian dari sejarah, tetapi juga elemen penting dalam pembangunan nasional,” tandasnya.(*)