Natuna, LintasKepri.com – Dijaman moderenisasi seperti saat ini, sarana telekomunikasi sudah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi setiap orang. Tanpa adanya layanan telekomunikasi yang memadai, sudah barang tentu manusia tidak bisa untuk membuka jendela dunia.
Bahkan dijaman maju seperti saat ini, banyak pekerjaan manusia yang musti menopang dengan kecanggihan teknologi. Keberadaan teknologi sendiri sangat erat kaitannya dengan sarana telekomunikasi.
Masyarakat Kecamatan Pulau Laut, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), adalah sekelompok manusia yang hingga saat ini belum merasakan kemerdekaan berkomunikasi melalui sarana telekomunikasi. Sehingga tidak berlebihan jika tempat dimana mereka tinggal disebut sebagai daerah terisolir.
“Masyarakat kami ingin merdeka telekomunikasi. Itu yang sangat penting dan prioritas bagi kami masyarakat Pulau Laut,” ujar Anggota DPRD Kabupaten Natuna, Azi, saat ditemui media ini di Masjid Agung Natuna, Kamis (06/02/2020) malam.
Wakil Rakyat dari daerah pemilihan (dapil) Natuna III, yang meliputi Kecamatan Pulau Laut, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Bunguran Batubi, Pulau Tiga dan Pulau Tiga Barat itu menuturkan, bahwa masih ada dua desa di Kecamatan Pulau Laut yang masih sangat susah mendapatkan signal telekomunikasi. Yaitu di Desa Kadur dan Desa Air Payang.
Politisi Partai Golkar itu menyebutkan, jangankan signal internet, signal selular sebatas untuk melakukan komunikasi jarak jauh (telepon) pun sangat susah ditemukan.
“Kalau mau nelpon, biasanya masyarakat disana itu harus ke pelabuhan dulu,” beber Azi, sembari menyebutkan bahwa dalam sepekan terakhir ini baru terdapat signal telepon dan internet di Desa Tanjung Pala, dengan jenis layanan 2G.
“Tapi yang ada baru Indosat, Telkomsel belum. Kami inginnya itu Telkomsel, karena rata-rata masyarakat menggunakan Telkomsel,” imbuh dia.
Kata Azi, masalah signal ini sudah sangat lama menjadi keluhan bagi masyarakat di Desa Kadur dan Tanjung Pala, Kecamatan Pulau Laut. “Sudah sangat lama, sebelum saya jadi Dewan pun juga yang dikeluhkan masyarakat hanya signal,” katanya.
Azi mengaku agak sedikit iri dengan masyarakat dari daerah lain, yang sudah menikmati layanan telekomunikasi dengan lancar dan memadai.
“Setidaknya ada lah jaringan internet dengan layanan 4G. Masak orang sudah maju semua telekomunikasinya, tapi kita belum,” keluh Azi.
Selain masalah signal, pembangunan sarana dan prasarana lainnya yang menjadi prioritas bagi masyarakat yang tinggal disalah satu Pulau paling utara NKRI itu, adalah jalan lingkar antara Desa Air Payang dengan Desa Tanjung Pala.
“Pembangunan jalan lingkar juga menjadi prioritas masyarakat kami. Itu kira-kira sekitar tujuh kilometer lagi sudah tembus dari Air Payang ke Tanjung Pala,” ucap pria asli Kecamatan Pulau Laut tersebut.
Ia menyebutkan bahwa setiap adanya Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) baik ditingkat Kecamatan maupun Kabupaten, masyarakat setempat selalu mengusulkan pembangunan lanjutan jalan lingkar yang mengelilingi Pulau Laut.
Laporan : Erwin Prasetio