Daeng Ganda Ikut Touring dan Baksos ke Kampung Tua Segeram

Avatar
Tampak Wakil Ketua I DPRD Natuna, Daeng Ganda Rahmatullah (jaket biru berkacamata), saat mengikuti touring dan baksos ke kampung tua Segeram.
Tampak Wakil Ketua I DPRD Natuna, Daeng Ganda Rahmatullah (jaket biru berkacamata), saat mengikuti touring dan baksos ke kampung tua Segeram.

Natuna, LintasKepri.com – Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Natuna, Daeng Ganda Rahmatullah, turut mengikuti kegiatan touring ke Kampung Tua Segeram, Kelurahan Sedanau, Kecamatan Bunguran Barat, pada Minggu (24/10/2021) kemarin.

Dalam kesempatan itu, turut hadir Bupati Natuna, Wan Siswandi, Danlanal Ranai Kolonel Laut (P) Dofir, Dandim 0318/Natuna, Letkol (Arm) Asep Ridwan, Kapolres Natuna AKBP Ike Krisnadian, para perwakilan Forkopimda dan anggota komunitas motor trail Natuna, yang menamakan diri Natuna Trail Adventure Community (NTAC).

Rombongan berangkat ke Segeram dengan menggunakan motor trail, dari Kota Ranai. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 2 jam, rombongan akhirnya sampai ke salah satu dusun terpencil disebelah barat Pulau Bunguran Besar tersebut.

Daeng Ganda Rahmatullah (kiri), saat foto bersama anggota NTAC.

“Kegiatan disana yaitu melaksanakan bakti sosial (baksos, red), sekaligus untuk bersilahturahmi dengan saudara kita yang ada disana (Segeram, red),” ujar Daeng Ganda.

Selain Baksos, kata Daeng Ganda, rombongan yang dipimpin oleh Bupati Natuna, Wan Siswandi itu, juga turut melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan makam keramat bersejarah, bernama Jati Melayu Kampung Segeram.

“Alhamdulillah kegiatan berjalan dengan lancar dan menyenangkan. Cuaca saat itu juga cukup bersahabat,” ujar politisi Partai Golkar tersebut.

Foto bersama di Kampung Tua Segeram.

Untuk diketahui, Segeram merupakan salah satu kampung tertua yang ada di Pulau Bunguran Besar, Kabupaten Natuna. Dulunya, Segeram merupakan wilayah pertama kali yang dihuni oleh manusia. Namun dengan berjalannya waktu, kini kampung berpenduduk sekitar 30 Kepala Keluarga (KK) itu, semakin lama semakin sepi, akibat banyak warganya yang hengkang dari wilayah itu. Kini hanya tinggal segelintir manusia, yang masih setia mendiami kampung dengan segala keterbatasan fasilitas umum tersebut. (Erwin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *