Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Bulan Suci Ramadan adalah bulan istimewa dimana umat muslim diwajibkan untuk berpuasa satu bulan penuh dan melakukan amalan sunnah.
Bulan Ramadan yang juga merupakan bulan ke-9 pada tahun Hijriah dan bulan dimana amal saleh dilipat gandakan pahalanya.
Pertama, Melaksanakan sahur walaupun sedikit
Dari Amru bin al-‘Ash, Rasulullah SAW bersabda, “Beda antara puasa kita dengan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim 1096)
“Sahurlah, karena dalam sahur itu ada keberkahan.” (HR Bukhari 1923)
Maka jelas amalan sunnah menurut Rasulullah SAW di bulan suci Ramadan adalah melaksanakan sahur meskipun sedikit karena membedakan puasa umat muslim dengan puasa ahli kitab lainnya.
Kedua, Mengakhiri Sahur
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah mengakhirkan sahur sebagaimana hadist yang diriwayatkan Dari Abu Hazim, dia mendengar Sahal bin Sa’ad berkata, “Aku sahur bersama keluargaku, kemudian aku buru-buru menyelesaikannya untuk bisa dapat sholat Fajar (Subuh) berjamaah bersama Rasulullah SAW.” (HR Bukhari no 577)
Ketiga, bersahur dan berbukalah dengan Kurma
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan lainnya adalah sebisa mungkin mengajak teman makan sahur dengan mengkonsumsi buah kurma. Makan sahur dengan kurma adalah makanan yang penuh dengan keberkahan.
Dikutip dari ‘Irbadh bin Sariyah berkata, “Aku diajak Rasulullah SAW untuk sahur di bulan Ramadhan. Beliau bersabda, “Mari nikmati makanan penuh berkah ini.” (HR Ahmad)
Dan dari Anas bin Malik ra, dia berkata: “Rasulullah SAW biasa berbuka dengan rutab (korma muda/basah) sebelum sholat Maghrib. Kalau tidak ada rutab maka beliau berbuka dengan tamar (kurma kering). Kalau tidak ada maka beliau berbuka dengan minum beberapa teguk air.”
Keempat, Mengurangi Tidur dan Banyak Beristighfar
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah mulai mengurangi waktu tidur dan memperbanyak istighfar. Tidak hanya mengurangi waktu tidur di malam hari, tetapi juga di siang harinya.
“Mereka sedikit tidur di malam hari. Di waktu sahur mereka beristighfar.” (QS Ad Dzariyat 17-18)
Kelima, Menjaga Lisan
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah upayakan untuk selalu menjaga lidah dari menggunjing, bicara kotor, dan hal-hal buruk lainnya.
Dari Abu Hurairah ra, dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Allah Swt berfirman (hadits qudsi):
“Setiap amal anak cucu Adam adalah untuknya, kecuali puasa, itu untuk-Ku, dan Aku yang akan membalasnya. Puasa itu perisai (benteng). Apabila kalian berpuasa maka janganlah berkata kotor dan bersuara keras (berteriak-teriak).
Kalau ada yang mengajak bertengkar atau berdebat maka katakanlah: “Aku sedang puasa.” (HR Bukhari 1904)
Keenam, Berusaha Tetap Puasa Meski dalam Perjalanan
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah tetap berusaha menyelesaikan ibadah puasa yang sedang dijalani meskipun sedang dalam perjalanan jauh atau menempuh perjalanan jauh.
Dari Aisyah ra, Hamzah bin Amru al-Aslami bertanya pada Nabi SAW: “Apakah sebaiknya aku berpuasa dalam safar?” Hamzah adalah seorang yang hobi berpuasa. Nabi Saw menjawab: “Kalau mau silakan berpuasa, kalau mau silakan tidak berpuasa.” (HR Bukhari 1943)
Ketujuh, Mengkaji Al-Qur’an
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah bisa lebih fokus mengkaji atau mempelajari ayat suci Al-Qur’an. Bulan Ramadhan adalah ladangnya pahala.
Dari Ibnu Abbas ra, dia berkata, “Rasulullah SAW adalah orang yang paling pemurah, dan beliau lebih pemurah lagi ketika bertemu Jibril. Jibril bertemu dengan Nabi setiap malam Ramadhan untuk mengkaji/mengulang (mudarasah) Alquran. Sungguh Rasulullah SAW lebih pemurah daripada angin yang bertiup.” (HR Bukhari 6)
Kedelapan, Perbanyak Sedekah
Dari Uqbah bin Amir, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Setiap orang berada di bawah naungan sedekahnya sampai diputuskan perkara manusia.”
Yazid berkata, “Abu al-Khair, tak pernah satu hari pun berlalu melainkan dia pasti bersedekah, walaupun hanya sepotong kue atau sebutir bawang dan semisalnya.” (HR Ahmad)
Oleh karenanya, Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah memperbanyak sedekah, manusia sampai pada ajalnya selalu berada dibawah naungan sedekahnya (jariyah)
Kesembilan, Perbanyak Berdo’a
“Tiga doa yang tidak akan ditolak yaitu doa orang tua, doa orang berpuasa, dan doa musafir.” (HR Baihaqi)
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah memperbanyak doa karena doa seseorang yang berpuasa selalu diijabah oleh Allah SWT.
Kesepuluh, Menyegerakan Berbuka
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah menyegerakan berbuka dan tidak menundanya terlalu lama
Dari Abu ‘Athiyyah, dia berkata: “Saya bersama Masruq datang menemui Sayyidah Aisyah. Kami berkata, “Wahai Ummul Mukminin, ada dua orang sahabat Nabi SAW yang pertama menyegerakan berbuka dan menyegerakan mengerjakan sholat.
Yang kedua menunda buka dan menunda sholat.” Aisyah ra bertanya: “Siapa yang menyegerakan berbuka dan menyegerakan sholat?” Kami menjawab: “Abdullah bin Mas’ud.” Ia berkata: “Demikian juga yang dilakukan Rasulullah SAW.” (HR Muslim)
Kesebelas, Memberi Hidangan Berbuka untuk Orang yang sedang Menjalankan Puasa
Dari Zaid bin Khalid al-Juhani, dia berkata:
“Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang membukakan (memberikan perbukaan) orang yang berpuasa maka dia akan mendapatkan pahala puasanya tanpa mengurangi pahala orang itu sedikitpun.” (HR Tirimidzi 807)
Keduabelas, Memperbanyak Ibadah di Sepuluh Hari Terakhir Ramadan
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah berupaya memperbanyak ibadah di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.
Pada saat seperti ini, Rasulullah SAW akan selalu membangunkan keluarganya untuk lebih memperbanyak ibadah di hari terakhir ramadan.
Aisyah ra berkata, “Rasulullah SAW bersungguh-sungguh melakukan ibadah di sepuluh terakhir melebihi malam-malam lainnya.” (HR Muslim)
Selanjutnya, Aisyah juga berkata, “Ketika masuk sepuluh terakir, Nabi SAW mengencangkan sarungnya, menghidupkan seluruh malamnya dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari 2024).
Ketigabelas, Itikaf di Sepuluh Hari Terakhir
Amalan sunnah Rasulullah SAW di bulan Ramadan adalah melakukan itikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Tujuannya adalah menemukan atau bertemu dengan Lailatul Qadar.
“Sesungguhnya aku itikaf di sepuluh pertama Ramadan untuk mencari Lailatul Qadar. Setelah itu aku juga itikaf di sepuluh kedua (pertengahan). Kemudian aku diberi tahu bahwa Lailatul Qadar itu di sepuluh terakhir. Maka siapa yang ingin itikaf maka lakukanlah.” Akhirnya banyak orang yang itikaf bersama Nabi SAW.” (HR Muslim 1167).
Menjalani Ramadan tidak hanya diisi dengan berpuasa. Di bulan yang penuh berkah ini kita harus mengejar pahala sebanyak-banyaknya.
Ramadan adalah bulan yang penuh keutamaan. Bagi hamba yang menyambut Ramadan dengan sangat sukacita, maka terbukalah pintu surga khusus untuknya.
Selain memperoleh pahala, mengerjakan amalan-amalan sunnah di bulan Ramadan dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.(Bla)
Editor: Brm