Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Pulau Penyengat atau Pulau Penyengat Inderasakti dalam sebutan sumber-sumber sejarah adalah sebuah pulau kecil di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, yang berjarak kurang lebih 1,8 km dari pusat kota. Pulau bersejarah ini berukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850 meter, dengan jumlah penduduk 2.500 jiwa. Pulau ini dapat ditempuh dari pusat Kota Tanjungpinang dengan menggunakan perahu bermotor atau lebih dikenal pompong yang memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
Pulau Penyengat merupakan salah satu objek wisata di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah yang di antaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para Yang Di-Pertuan Muda Kerajaan Johor-Pahang-Riau-Lingga, dua diantaranya yaitu makam dari pahlawan nasional Raja Haji Fisabilillah dan Raja Ali Haji (Bapak Bahasa), terdapat juga makam-makam lainnya yang menjadi sasaran pengunjung saat ingin berwisata ke Pulau Penyengat.
Wisata Ziarah
Wisata Ziarah adalah jenis wisata yang dikaitkan dengan agama, kepercayaan ataupun adat istiadat dalam masyarakat. Wisata Ziarah dilakukan baik perseorangan atau rombongan dengan berkunjung ke tempat-tempat suci, makam-makam orang suci atau orang-orang terkenal dan pimpinan yang diagungkan.
Dari beberapa pendapat para ahli dalam mendifinisikan, dapat di simpulkan pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh individu atau rombongan, yang dilaksanakan secara terencana, dan dilakukan dalam beberapa waktu. yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dikunjunginya, tetapi untuk semata-mata menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau memenuhi keinginan yang beraneka ragam sebagai usaha mencari keseimbangan atau keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi sosial, budaya, alam, dan ilmu.
Baca juga :
Bappenas Setujui Dana Rp93 Miliar untuk Penataan Pulau Penyengat
Ziarah merupakan kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, berziarah yaitu kunjungan ke tempat yang dianggap keramat atau mulia (seperti makam) untuk berkirim doa. Ziarah mempunyai maksud untuk mensyukuri kebesaran Allah SWT dan menyampaikan doa agar arwah diterima disisi-Nya.
Melalui penelusuran Digital lintaskepri.com Wisata ziarah adalah wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat, kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ini banyak dilakukan perorangan atau rombongan ke tempat-tempat suci, ke makam orang-orang besar atau pemimpin yang di agungkan, ke bukit atau gunung yang dikeramatkan, ke tempat pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda.
Wisata ziarah dimaknai sebagai kegiatan wisata ke tempat yang memiliki makna khusus bagi umat beragama, biasanya berupa tempat ibadah yang memiliki kelebihan.
Pulau Penyengat di Kota Tanjungpinang juga sangat kental dengan tradisi yang sudah berlangsung lama terkait adanya aktifitas Ziarah di makam-makam para Pahlawan Nasional dan Tokoh Cendikia Tanah Melayu yang memiliki Budi perkerti luhur kepada bangsa. Kecerdasan spiritual adalah manusia yang harus diasah dengan baik yang digunakan untuk berhubungan dengan Tuhan serta untuk menempatkan makna pada konteks yang lebih luas sehingga dapat berinteraksi antar sesama manusia dengan interaksi yang baik.
Wisata ziarah mempunyai peran penting dalam meningkatkan kecerdasan spiritual di karenakan di dalam wisata ziarah terdapat berbagai ritual pembersih jiwa berupa dzikrullah. Sehingga membuat para peziarah mempunyai arah hidup, mempunyai hubungan dengan Tuhan yang baik. Dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT, melalui pengalaman ziarah diharapkan mampu mendongkrak kecerdasan spiritual.\(fry)
Editor : Fry