Tanjungpinang, LintasKepri.com – Wali Kota Tanjungpinang Rahma dinilai tidak memperhatikan veteran (pejuang) setempat, sehingga membuat sejumlah wartawan di kota itu tergerak membantu dan menyerahkan bantuan dalam bentuk dana ke Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) di Kota Tanjungpinang, Kamis (4/3).
Perwakilan wartawan yang juga Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Kota Tanjungpinang, Iskandar Syah, menuturkan, pengumpulan dana itu dilakukan setelah jurnalis mendapatkan informasi kalau LVRI Kota Tanjungpinang sejak dibawah kepemimpinan wali kota Rahma tidak pernah diperhatikan bahkan diberi bantuan dalam bentuk dana hibah atau lainnya untuk para veteran.
“Ini dikumpulkan secara spontan karena kita mendapat kabar kalau veteran sejak kepemimpinan wali kota sekarang ini tidak diperhatikan,” tegas Iskandar di Gedung Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kota Tanjungpinang, Jalan Basuki Rahmat, Tanjungpinang, Kamis (4/3).
Ia menuturkan, jasa dan pengorbanan veteran sangat besar dalam mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sehingga tidak patut untuk dibiarkan oleh wali kota.
“Yang paling sedih ketika mereka ingin bertemu bu Rahma dengan menggunakan sepeda motor, mereka dipimpong sana sini. Padahal pengorbanan veteran sangat besar dalam mempertahankan negara ini,” tutur Iskandar.
Dia berharap ke depan Rahma selaku Wali Kota Tanjungpinang dapat mengambil kebijakan dalam memperhatikan para veteran itu.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Tanjungpinang, Darwono, mengaku terharu dengan kepedulian wartawan yang secara spontan tergerak untuk membantu para veteran.
“Terharu dan salut saya dengan kepedulian adik-adik wartawan terhadap veteran,” katanya.
Dana sumbangam wartawan itu, sambung Darwono, akan digunakan untuk operasional LVRI Kota Tanjungpinang.
“Insya Allah dana ini akan kami gunakan sebaik mungkin untuk operasional kita. Operasional seperti biaya pemakaman, dan lainnya,” ungkapnya.
– Pemimpin Sebelumnya Perhatian dengan Veteran
Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) sebelumnya juga merasa kecewa dengan Wali Kota Tanjungpinang Rahma. Mereka seperti tidak dianggap.
Hal itu dibenarkan langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) LVRI Tanjungpinang, Darwono. Ia mengaku kecewa dengan sikap Rahma padahal veteran sudah bersusah payah berjuang melawan penjajah.
Dia menyebut pemimpin Tanjungpinang (wali kota) sebelumnya dari Suryatati A Manan, Lis Darmansyah hingga almarhum Syahrul sangat perhatian dengan veteran (pejuang).
“Pemimpin sebelumnya perhatian ke kita. Ya tahulah kita ini sudah tua. Bahkan ada yang sakit. Sebenarnya kita ini membutuhkan dana,” ujar Darwono, Rabu (3/3) lalu.
Ia menegaskan, sejak kepemimpinan Rahma, para veteran yang berada di Tanjungpinang tidak pernah mendapatkan bantuan sedikitpun.
Saking ingin diperhatikan oleh Rahma, para pejuang kemerdekaan tersebut pernah mendatangi Kantor Wali Kota Tanjungpinang dengan menggunakan sepeda motor. Namun, mereka pulang dengan wajah kecewa karena tidak berhasil mendapatkan perhatian dari Rahma.
“Tahun lalu masih didukung kita untuk kegiatan. Tapi bu wali kota yang baru ini lain. Saya dari November 2020 minta bantuan selalu dipimpong. Dilempar ke Kesra bahkan hingga Bansos tidak pernah ada bantuan,” tegas Darwono.
Ironisnya, para pejuang itu pernah mengumpulkan uang Rp10 ribu per orang hanya untuk membayar uang pemakaman anggota LVRI.
“Sampai hati rasanya, kita pernah iuran 1 orang itu Rp10 ribu untuk biaya pemakaman anggota kita. Dimana hati bu Rahma,” tutur Darwono.
Seharusnya, kata dia, LVRI didukung oleh pemerintah setempat. Karena sesuai Keputusan Presiden Republik Indonesia dan surat dari Kementerian Dalam Negeri.
“Sesuai Keputusan Presiden dan surat Kementerian Dalam Negeri, seharusnya kita ini diperhatikan oleh pemerintah daerah. Namun kenyataannya tidak,” kata Darwono.
Ia bisa saja melaporkan kejadian ini ke Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Mayor Jenderal TNI (Purn) Saiful Sulun. Namun Darwono masih bisa menahan diri. Dia tidak mau Rahma susah jika berurusan dengan pusat.
“Kami orang tua minta dukungan wali kota. Kalau kami ke Jakarta membuat laporan kepada Mayjen TNI (Purn) Saiful Sulun, nanti akan menyulitkan pemerintahan kita juga, makanya jangan sampai,” tutur Darwono.
(san)