Bintan, LintasKepri.com – Malang nian nasib, Arifin (16) waga RT 10 RW 02 Desa Galang Batang, Kecamatan Gunung kijang, Kabupaten Bintan. Seharunya bermain dan duduk di bangku pendidikan seperti anak-anak lainya, malah terbaring di tempat tidur karena menderita penyakit TBC sejak berusia 6 bulan. Kini kondisi anak ke 4 dari Darso (46) hanya tinggal kulit pembalut tulang.
Selain mengidap penyakit menular tersebut, Arifin juga mengidap penyakit katarak, Arifin juga tidak bisa berbicara. Bahkan tulang anak bernasip malang itu, tulangnya terlihat mengecil dan melipat untuk bagian kaki dan tangan.
Selama 16 tahuh, Arifin hanya bisa terbaring dengan mata terbuka. Meski tidak jelas melihat, setiap hari Arifin selalu disuapi makanan oleh ayahnya, makanan yang biasa disuapkan untuk Arifin berupa nasi, telur ceplok atau telur dadar, tempe serta sayur bening.
Ayah Arifin, Darso sehari-harnya bekerja serabutan terkadang kerja bangunan, pecah batu, potong kayu. Menu makanan yang biasa disuapkan untuk Arifin berupa nasi, telur ceplok atau telur dadar, tempe serta sayur bening.
Darso ayah kandung Arifin, dikonfirmasi oleh sejumlah wartawan dikediamanya, Selasa (05/06) dikediamannya Desa Gunung Kijang Kampung Galang Batang RT 10 RW 2 Kabupaten Bintan menyebutkan, Arifin sejak usia 6 bulan sudah terlihat tanda munculnya penyakit step pada anaknya itu.
“Ketika Arifin berusia 6 tahun penyakinya sudah mulai ketahuan, Ketika dibawa berobat disebutkan dokter bahwa Arifin mengidap penyakit TBC bawaan dari sang Ibu yang meninggal bulan April 2015 silam.”Kata Darso.
Kemudian kata dia, Abang Arifin juga mengalami hal serupa sejak usia 3 bulan, Bahkan Abang dari Arifin akhirnya meninggal saat usia masih bayi. “Saya telah berupaya mengobatkan Arifin agar sehat. Bahkan Saya sudah mencoba pengobatan alternatif di pondok Tebu Ireng di Jawa. Bahkan biaya yang dikeluarkan juga sudah cukup banyak,”sebut lelaki paruh baya itu.
“Menurut pengobatan cara alternatif tersebut, Arifin ada 7 makhluk yang masuk ke badannya. Tiga diantaranya sudah berhasil dikeluarkan. Masih ada 4 makhluk lagi yang berada dalam tubuh Arifin. “Pernah Arifin saat masih bisa merangkak ketika bayi ke hutan sendirian, ketika ditemukan sedang bermain pasir sendirian. Kami waktu itu tidur dan tidak terasa dilangkah Arifin ketika keluar dari pintu,”jelas Darso.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan beserta tim medis juga telah mendatangi kediaman Arifin untuk memberikan bantuan berupa makanan tambahan untuk Arifin.
“Orang dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan berserta tim medis sudah datang kesini, mereka juga telah membatu, mulai dari makanan hingga obat-obatan,”Terang Darso. (Red)