Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad, menghadiri pelantikan Pengurus Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Provinsi Kepulauan Riau dan Pengurus INTI Cabang Kota Batam yang berlangsung di Ballroom Hotel Pacific Place, Kota Batam, pada Minggu (14/7/2024).
Pelantikan tersebut diawali dengan pembacaan Surat Keputusan oleh Sekretaris INTI Kepri, Nurhayati, dan diikuti oleh pembacaan ikrar oleh Ketua INTI Kepri yang baru, Piter Tanjaya.
Bendera pataka kemudian diserahkan dari Ketua INTI Kepri kepada Ketua INTI Kota Batam yang baru, Wong Bun Hock.
Piter Tanjaya resmi dilantik sebagai Ketua Perhimpunan INTI Provinsi Kepri dan Wong Bun Hock sebagai Ketua Perhimpunan INTI Kota Batam untuk masa bakti 2024 hingga 2026.
Dalam sambutannya, Gubernur Ansar Ahmad menekankan peran penting etnis Tionghoa dalam pembangunan Provinsi Kepulauan Riau.
Dari total populasi sekitar 2.118.239 jiwa, etnis Tionghoa mencakup 7,70 persen dan berperan signifikan dalam perekonomian daerah.
“Dengan adanya wadah seperti Perhimpunan INTI, etnis Tionghoa dapat lebih terorganisir dan berkontribusi dalam mewujudkan masyarakat Kepri yang makmur dan sejahtera,” ujar Ansar.
Gubernur Ansar juga memaparkan berbagai program strategis yang dilaksanakan oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau.
Salah satunya adalah penyediaan rumah singgah di Jakarta dan Batam untuk masyarakat yang sedang menjalani pengobatan.
Hingga 19 April 2024, 90 pasien dan 89 pendamping telah memanfaatkan layanan ini.
Selain itu, ada juga program BPJS Ketenagakerjaan yang menyasar 31.896 nelayan dengan anggaran mencapai Rp 6,4 miliar.
Program subsidi bunga 0% melalui BRK Syariah juga telah memberikan dukungan modal kepada 1.133 UMKM sejak November 2021 hingga Februari 2024, dengan total penyaluran Rp 21,78 miliar.
Tahun ini, program tersebut menargetkan 2.000 UMKM dengan total penyaluran sekitar Rp 60 miliar.
Program lainnya termasuk bantuan hibah kepada 940 rumah ibadah dengan anggaran Rp 112,5 miliar, serta pembangunan 77 Base Transceiver Station (BTS) untuk memperkuat wilayah perbatasan dan mempercepat transformasi digital.
Program Kepri Terang melalui bantuan pemasangan baru listrik, genset, dan solar home system (SHS) juga telah meningkatkan rasio elektrifikasi dari 96,32 persen pada tahun 2023 menjadi 97,99 persen.
“Langkah-langkah strategis ini diharapkan dapat memberikan dampak positif pada capaian makro ekonomi Provinsi Kepri,” tegas Ansar.
Ia mencatat pertumbuhan ekonomi Kepri pada tahun 2023 mencapai 5,20 persen, meningkat 0,11 persen dari tahun 2022, dan menjadi yang tertinggi di Pulau Sumatera, di atas rata-rata nasional sebesar 5,05 persen.(*)
Editor: Brm