Fenomena Tahun Kabisat: Sejarah, Perhitungan, dan Fakta Menarik Februari

Lintaskepricom
Fenomena Tahun Kabisat: Sejarah, Perhitungan, dan Fakta Menarik Februari. Foto: Ilustrasi Pexels.

Lintaskepri.com, Tanjungpinang – Tanggal 29 Februari hanya muncul pada tahun kabisat, yaitu setiap empat tahun sekali. Keberadaannya bertujuan menyesuaikan perbedaan antara panjang tahun kalender dan periode revolusi Bumi mengelilingi Matahari.

Secara umum, satu tahun kalender terdiri dari 365 hari, sedangkan satu revolusi Bumi sebenarnya berlangsung sekitar 365,25 hari.

Untuk mengimbangi selisih ini, satu hari tambahan ditambahkan setiap empat tahun, sehingga total hari dalam tahun kabisat menjadi 366 hari.

Konsep tahun kabisat pertama kali diperkenalkan oleh Julius Caesar pada 45 SM dengan bantuan filsuf dan astronom Sosigenes.

Dalam kalender Romawi kuno, setiap empat tahun sekali, satu hari tambahan dimasukkan pada bulan Februari agar kalender tetap selaras dengan pergerakan Bumi mengelilingi Matahari.

Namun, sistem ini masih memiliki kekurangan yang menyebabkan pergeseran tanggal penting, termasuk perayaan Paskah.

Pada 1582, Paus Gregorius XIII melakukan reformasi kalender dengan memperkenalkan sistem baru, yang kini dikenal sebagai Kalender Gregorian.

Dalam sistem ini, tahun kabisat hanya berlaku bagi tahun yang habis dibagi 4, kecuali tahun abad (seperti 1700, 1800, dan 1900) yang tidak habis dibagi 400. Aturan ini memastikan kalender tetap akurat dalam jangka panjang.

Selain menjadi bulan dengan jumlah hari paling sedikit, Februari memiliki sejumlah fakta menarik:

Asal Nama FebruariNama Februari berasal dari “Februa,” festival penyucian dalam tradisi Romawi Kuno yang diadakan setiap 15 Februari. Festival ini merupakan ritual pembersihan spiritual bagi masyarakat Romawi.

Kesalahan Umum dalam PenulisanDalam bahasa Inggris, Februari kerap salah dieja menjadi “Febuary” karena pengucapan huruf “r” pertama yang sering diabaikan. Bahkan, kesalahan ini pernah muncul dalam dokumen resmi Gedung Putih.

Bulan Tanpa Bulan PurnamaFebruari adalah satu-satunya bulan dalam kalender yang bisa tidak memiliki bulan purnama. Terakhir kali fenomena ini terjadi pada 2018 dan diperkirakan akan terulang pada 2037.

Orang yang lahir pada 29 Februari, atau yang dikenal sebagai “leaplings,” memiliki hari ulang tahun yang hanya dirayakan setiap empat tahun sekali.

Dalam tahun non-kabisat, mereka biasanya merayakan ulang tahun pada 28 Februari atau 1 Maret. Fenomena ini membuat mereka dianggap sebagai individu istimewa dengan tanggal lahir yang unik.(Bla)

Simak Berita Terbaru Langsung di Ponselmu! Bergabunglah dengan Channel WhatsApp Lintaskepri.com disini