Lingga, LintasKepri.com – Kementerian Pertanian melaporkan sebanyak empat provinsi termasuk Kepulauan Riau (Kepri) mengalami defisit beras ditengah COVID-19.
“Ini pelajaran berharga buat kita di Kepri, khususnya di Kabupaten Lingga, betapa pentingnya sektor pertanian tanaman pangan di tengah pandemi,” tegas Bupati Lingga Alias Wello kepada wartawan, Kamis (7/5).
Menurutnya sejak zaman kesultanan Riau Lingga Johor Pahang berkuasa pada abad ke-18 hingga memasuki era reformasi, masyarakat Kepri sudah mendapatkan pasokan beras impor dari negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia.
“Empat tahun yang lalu ketika saya diberi amanah jadi bupati, saya langsung tetapkan pencetakan sawah baru sebagai program 100 hari kerja. Saya sudah mempelajari ketergantungan beras seperti ini bisa berbahaya,” ungkapnya.
Ternyata apa yang dikhawatirkan Awe, sapaan akrab Bupati Lingga, terbukti saat ini. Namun dia tak lagi merasa khawatir karena Kabupaten Lingga sudah memproduksi beras sendiri.
Sedikitnya ada lima desa di Kabupaten Lingga yang sudah memiliki sawah ratusan hektar dan memproduksi beras secara rutin. Kelimanya adalah Desa Sungai Besar, Panggak Darat, Bukit Langkap, Kerandin dan Lanjut.
“Coba bayangkan, di tengah pandemi COVID-19, kita dihadapkan pada masalah defisit beras dan bergantung dari pasokan daerah lain. Makanya sejak awal saya selalu mengajak pak gubernur, ayo support program pertanian kami,” ujar Awe.
Ketika dimintai tanggapannya tentang instruksi Presiden Jokowi agar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) keroyokan mencetak sawah baru sebagai antisipasi defisit pangan nasional, Awe menyarankan program tersebut memprioritaskan pada daerah yang mengalami defisit beras.
“Sebagai salah satu provinsi yang mengalami defisit beras, Kepri ini perlu diprioritaskan. Khusus untuk Kabupaten Lingga, kita masih punya lahan ribuan hektar untuk dilakukan pencetakan sawah baru,” jelasnya.
Untuk mendapatkan alokasi program cetak sawah baru di Lingga, Awe mengaku sudah menyiapkan lahan dan berjanji segera melakukan komunikasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai penanggungjawab program dan pembiayaannya.
“Kami sudah punya lahannya. Tinggal dikomunikasikan dengan Menteri BUMN. Apalagi Lingga sudah membuktikan komitmennya menjadi produsen beras terbesar di Kepri saat ini,” jelasnya.
(rls)