Ketua Tim penggerak PKK Provinsi Kepulauan Riau Hj. Rosmeri Isdianto didampingi Ketua PKK Kabupaten Karimun melakukan kunjungan kerja ke Desa Tebing, Kabupaten Karimun Rabu (22/01). Kunjungan itu karena mendapatkan informasi bahwa di desa ini ada balita yang terkena stunting dan perlu bantuan serta perawatan segera.
Sesampai di lokasi, Rosmeri bergegas menuju ke rumah balita yang bernama Novia Riska, yang menurut laporan terkena stunting tersebut. Dalam peninjauan ini diketahui bahwa kondisi balita tersebut sedikit memprihatinkan. Karena dengan umur 4 tahun beratnya hanya 8,9 kg, dibawah rata-rata yang harusnya 14 atau 15 kg balita bagi bayi yang normal, ditambah dia juga belum bisa berjalan.
“Harus diperhatikan pola makannya ya bu. Harus diberikan gizi yang cukup karena balita di bawah 1000 hari jika tidak diberikan asupan yang dibutuhkan maka rentan terkena stunting. Kondisi seperti ini jangan ibu diamkan, namun harus aktif dan segera melapor ke puskesmas terdekat atau ke Dinas Kesehatan untuk mendapatkan asupan tambahan secara cuma-cuma. Itu memang hak masyarakat yang tidak mampu,” jelas Rosmeri.
Sementara itu, berdasarkan penjelasan petugas dari ahli gizi puskemas Desa Tebing bahwa Novia awalnya lahir normal layaknya bayi sehat seperti biasa dan tidak ada masalah apapun. Namun sewaktu umurnya menginjak usia 8 bulan Novia terkena TB dan diharuskan dirawat selama 6 bulan. Kemungkinan salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya pertumbuhannya bisa saja karena penyakit tersebut belum betul-betul sembuh total.
Petugas puskemas selalu memberi bantuan berupa susu, beras dan vitamin yang dibutuhkan untuk membantu menaikan berat badannya, akan tetapi belum ada perubahan yang signifikan.
Rosmeri Isdianto lebih lanjut mengatakan bahwa stunting sangatlah berbahaya karena stunting tidak hanya berdampak pada postur tubuh saja. Tetapi juga berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak dimasa mendatang. Penyakit stroke, jantung, gagal ginjal, hipertensi hingga diabetes juga berhubungan dengan stunting.
“Stunting ini sulit disembuhkan namun bisa dicegah, jika kita terutama di lingkungan keluarga memahami pentingnya pemberian asupan gizi yang seimbang bagi anak. Oleh karena itu menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama menjaga agar generasi kita dimasa mendatang bisa tumbuh sehat dan produktif,” ujarnya.
Untuk menekan angka stunting Rosmeri menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Kesehatan bekerja sama dengan Kabupaten/Kota Se-Provinsi Kepri telah menurunkan tenaga kesehatan baik dokter, bidan, perawat dan tenaga kesehatn lainnya untuk melakukan home visit dan mendeteksi permasalahan kesehatan dan gizi buruk serta stunting tadi.
Begitu juga melalui PKK Provinsi Kepulauan Riau, setiap turun ke lapangan dia tidak pernah lupa mengunjungi posyandu-posyandu didaerah, memberikan pengarahan agar mereka juga turut aktif memberikan penyuluhan sehingga masyarakat paham akan pentingnya menjaga kesehatan terutama kesehatan para ibu hamil dan balita.
“Masyarakat ini harus diberikan informasi dan penyuluhan terus-menerus karena terkadang mereka tidak mendapatkan akses informasi yang tentang kesehatan yang memadai. Jika informasi itu cukup dan dipahami oleh masyarakat maka kasus seperti ini bisa kita minimalisir,” tutur Rosmeri.
Menutup kunjungan kali ini, Rosmeri Isdianto juga berpesan kepada masyarakat agar ikut pro aktif membantu program Pemerintah mengurangi angka stunting di Provinsi Kepulauan Riau. Cara yang paling sederhana adalah dengan segera melaporkan kepada pelayanan kesehatan terdekat jika keluarga, teman atau tetangga yang terindikasi gizi buruk agar segera ditangani.
“Mohon bantuan masyarakat agar kita sama-sama mengatasi stunting. Jika ada yang terindikasi cepat lapor. Bisa lapor ke perangkat desa setempat biar disampaikan ke Dinas terkait untuk ditindaklanjuti sehingga penderita bisa segera diobati dan bisa sehat seperti bayi yang sehat pada umumnya,” harapnya.