Lingga, LintasKepri.com – Beras hasil panen di Kabupaten Lingga tidak dinikmati warga lokal, kata salah seorang warga Kecamatan Senayang, Zainudin, Selasa (27/10).
“Belum pernah sekali saya merasa beras hasil panen dari beberapa sawah yang berada di Lingga,” ucapnya di Lingga.
Bahkan Zainudin ingin membeli beras hasil panen itu kalau ada yang jual.
“Kalau ada yang jual saya mau beli. Mau rasa enak atau tidak beras itu,” ungkapnya.
Zainudin pesimis dengan adanya sawah di Lingga yang dapat menghasilkan beras. Apalagi dapat dirasakan masyarakat sekitar.
“Sudah tak terlalu yakin saya dari awal padi yang ditanam para petani dapat menutupi kebutuhan masyarakat. Karena, kita lihat saja rata-rata orang di Lingga nih bekerja sebagai nelayan, bukan petani,” katanya pesimis.
Hal serupa disampaikan Sutina, warga Daik. Ia mengaku belum pernah merasakan atau mengkonsumsi beras dari hasil produksi petani lokal.
“Belum pernah saya rasakan beras itu meskipun saya tahu ada beberapa sawah di sini seperti di Panggak dan Sungai Besar,” katanya
Sementara itu, salah seorang petani di Kampung SP-1, Narto, menuturkan sawah sudah ada sejak zaman Bupati Lingga Daria.
“Sejak zamah bupati pak Daria sudah ada. Akan tetapi padi yang diproduksi tidak banyak sehingga tidak dapat dijual kepada masyarakat luas,” ucapnya.
Narto mengaku pernah merasakan beras dari sawah di SP-1. “Rasanya enak,” sebutnya yang juga pedagang kelontong di Daik.
Berdasarkan pantauan, sawah di Sungai Besar, Daik, tampak ditumbuhi rumput sehingga seperti semak. Di lokasi itu juga tidak tampak petani.
Dan berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau, luas sawah di Kabupeten Lingga mencapai 132 hektare.
(cho)