-Terkait sengketa tanah antara STISIPOL dan Hengky Suriawan.
Tanjungpinang, LintasKepri.com – Gerakan Mahasiswa Stisipol (GEMAS) berencana akan menggiring 1.600 mahasiswa/i Stisipol Raja Haji Tanjungpinang, untuk menduduki Markas Komando Polisi (Makopolres) Tanjungpinang, guna menyelesaikan proses perselisihan lahan seluas 4,1 Hektar antara Stisipol vs Hengky Suriawan.
“Kami (GEMAS) menduga Kapolres lamban dalam menangani permasalahan tanah kampus kami, sebagaimana disampaikan dalam pertemuan beberapa bulan lalu, pihak Kepolisian akan segera menyelesaikan masalah ini, dalam proses penyelidikan, namun sampai hari ini tidak kunjung ada buktinya,” ungkap Ketua GEMAS, Jasman saat menghubungi LintasKepri.com, Rabu (17/5) sekira pukul 13.00 WIB.
Jasman juga menduga, Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah tidak menepati janji atas penyampaiannya, ketika penyelesaian masalah tanah itu, kata Jasman, Walikota berjanji untuk segera memfasilitasi permasalahan tanah tersebut.
“Bukankah sebelumnya Walikota didampingi Kapolres berjanji setelah kasus pemukulan mahasiswa akan menyelesaikan masalah tanah dikampus kami,” tambahnya.
Saat ini GEMAS tengah melakukan konsolidasi permaslahan tanah tersebut, kata Jasman, GEMAS berencana menduduki Makopolres Tanjungpinang untuk menindak lanjuti permasalahan tanah kampusnya jika, masih belum dapat terselesaikan.
“Kami siap menggiring 1.600 mahasiswa/i untuk mempertanyakan kelanjutan hasil masalah tanah kampus kami yang sampai hari ini belum diselesaikan oleh Polres dan Walikota Tanjungpinang,” tukasnya.
Dari pantauan media ini, dilokasi area ruas tanah kampus Stisipol Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang, sudah terpasang pagar yang terbuat dari atap seng berwarna biru, menutupi ruas tanah kampus Stisipol Raja Haji Fisabilillah.
“Bukankah, selama proses penyelidikan tidak dibenarkan pemagaran, apakah ini akal-akalan aparat penegak hukum, membiarkan permasalahan ini,” tukasnya.
Sementara itu, sampai berita ini diturunkan Kapolres Tanjungpinang dan Walikota Tanjungpinang, belum memberikan jawaban, guna klarifikasi dan konfirmasi terkait permasalahan ini. (Aji Anugraha)
Kesian mahasiswa dilibatkan terus, tak sanggupkah petinggi stisipol se selesaikan masalah ini dengan cara intelektual. Percuma tinggi pengadilan tapi masih mengajarkan cara2 intimidasi inilah nasib pendidikan kita.
Kami tidak pernah diajarkan mengintimidasi,tapi kami diajarkan oleh kondisi bahwa negara tidak lagi sanggup berdiri netral jika berhadapan dengan pengusaha..kenapa anda tak persoalkan ketika kami mahasiswa ikut bertindak saat di PLN?kenapa tidak anda yang berdiri didepan gedung PLN biar kami bisa belajar dengan tenang!!!