Tanjungpinang, LintasKepri.com – Sejumlah warga Kelurahan Air Raja, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, melapor ke Polresta Tanjungpinang soal limbah B3 PT Panca Rasa Pratama yang dikenal PT Prendjak.
Warga melapor ke polisi lantaran pabrik itu diduga membuang limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di parit dekat dengan rumah warga.
Limbah cair berwarna disertai bau busuk itu diketahui sudah mengalir di parit rumah warga sejak dua pekan belakangan.
Lurah Air Raja Kota Tanjungpinang, Ibnu Rozi, kepada sejumlah media mengaku bahwa dia diperintah oleh Wali Kota Tanjungpinang, Rahma, untuk mengawal permasalahan ini. Tujuannya agar kejadian serupa tidak terjadi kembali.
“Sejak saya menjadi lurah dalam satu tahun, ada dua kali laporan yang kami terima dari masyarakat,” kata Ibnu di Mapolresta Tanjungpinang, Jumat (18/11).
Secara substansi, terang Ibnu, PT Panca Rasa Pratama diduga membuang limbah secara sembarangan dan membuat masyarakat khawatir hingga mengeluh.
Saat memantau langsung ke lapangan dia mengungkapkan bahwa memang ada limbah berwarna berbau busuk mengalir di parit milik warga RW 8 dan 9 Kelurahan Air Raja.
Ibnu berharap kepada pihak PT Panca Rasa Pratama agar bisa memberikan solusi terbaik.
“Sebagai pemerintah mengharapkan yang terbaik dengan pihak perusahaan dan jangan merugikan masyarakat,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Ketua RW 08 Kelurahan Air Raja, Muslim Basyir, menyebut limbah B3 itu sudah mengalir di parit dekat rumah warga sejak dua pekan belakangan ini.
“Limbahnya seperti oli dan bau. Namun pengakuan dari pihak perusahaan limbah itu adalah kecap,” ungkapnya.
Menurut Muslim, limbah B3 itu berdampak pada ratusan rumah warga yang tinggal di RW 8 dan 9. “Kami sudah sampaikan kepada DLH. Sampelnya kemarin baru diambil,” katanya.
Sementara itu, Direktur PT Panca Rasa Pratama, Rio Sukarni, menyampaikan penyebab adanya limbah tersebut. Menurut dia ada kebocoran pada salah satu pipa produksi namun sudah diperbaiki.
“Kita tidak tahu ada kebocoran pipa produksi. Sekarang sudah diperbaiki, limbahnya sudah hilang,” katanya.
Dia mengaku sudah melaporkan kebocoran itu ke DLH Kota Tanjungpinang. Kata Rio jika warga menganggap kejadian itu berulang kali itu terserah kepada warga yang menanggapi.
“Intinya ketidaksengajaan. Karena, akan menimbulkan kerugian dari kami juga,” katanya.
(dar)