Tanjungpinang, LintasKepri.com – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang, melakukan launching produk wisata Pulau Penyengat yang diluncurkan oleh Walikota Tanjungpinang Syahrul di Gedung Kesenian Aisyah Sulaiman, Selasa (27/8).
Setelah melewati berbagai rangkaian uji trail, akhirnya produk wisata Pulau Penyengat ini diluncurkan. Mimpi itu akhirnya menjadi kenyataan berkat kerjasama antara Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kementerian Pariwisata RI, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kelurahan Penyengat.
Dalam sambutannya, Syahrul mengatakan pulau kecil asal muasal Bahasa Indonesia ini kini sudah punya produk wisata. Tak tanggung-tanggung delapan produk sekaligus dilaunching pada kesempatan ini.
Kedelapan produk mulai dari Tradisional Dress Experience (T rade), Bentor atau Cycling Historical Tour (Benchit), Tour of the Mosque, hingga Literature Tour (Littour). Kemudian empat lainnya yakni, Cultural Performance (Culper), Gurindam Experience (Gurex), Tanjak Experience, dan Cooking Class (Cooclass) mempunyai keunikan dan sangat layak dijual.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah Kota Tanjungpinang saya merasa terharu sekaligus bangga yang tiada terkira, keberhasilan meluncurkan produk ini merupakan kerja yang cukup melelahkan melalui pelbagai langkah dan tahapan yang berakhir dengan kebahagian. Tugas kita sekarang adalah bagaimana memasarkan produk tersebut kepada wisatawan, konsepnya dan distribusi paketnya harus disiapkan,” paparnya.
Ditambahkan Syahrul, kerjasama dengan beberapa tour operator atau travel agent dan hotel harus dilakukan. Produk ini juga harus bisa ditawarkan melalui berbagai program sales mission.
Sebab, konsepnya unik, menarik dan tidak dimiliki daerah lain. Pasarnya juga familiar dengan kekuatan budaya dan alam di Pulau Penyengat yang luar biasa eksotis dan tiada duanya.
“Saya yakin dan percaya apabila produk ini dipasarkan secara profesional, tingkat kunjungan wisatawan ke Pulau Penyengat akan meningkat. Waktu kunjungan juga akan lebih lama, sebab wisatawan akan merasakan sensasi yang luar biasa melihat destinasi Pulau Penyengat secara utuh,” tambah walikota yang akrab disapa Ayah Syahrul ini.
Selama ini ada kesan yang sudah terpatri dikalangan wisatawan, bahwa mengunjungi Pulau Penyengat cukup dalam hitungan jam saja.
Kesan itu akan terbantahkan bila pemasaran konsep produk itu mengena kepada wisatawan. Jangankan satu hari, dua atau tiga hari pun tidak bakalan cukup menikmati sensasi dari pulau bersejarah ini.
“lni adalah realitas yang ingin saya sampaikan, dengan catatan konsep pemasaran produk ini betuI-betul berjalan,” katanya.
Syahrul juga mengatakan bahwa ini adalah tantangan dan tugas berat yang harus dilakukan bersama, khususnya Pokdarwis Kelurahan Penyengat yang menjadi ujung tombak dalam pemasaran produk pariwisata ini.
“Pokdarwis Penyengat harus melakukan inovasi, kreasi dan kerjasama memasarkan produk ini guna menggaet kunjungan wisatawan sebanyak-banyaknya, saya yakin dan percaya, jika Pokdawis Penyengat mampu “menjual” produk wisata ini selain bisa meningkatkan perekonomian masyarakat, tidak tertutup kemungkinan akan menjadi rujukan dari Pokdawvis Iainnya yang ingin belajar membuat produk pariwisata,” harapnya.
Diakhir sambutannya, Syahrul mencabar Pokdarwis Penyengat untuk mampu menjual paket wisata Pulau Penyengat kepada seluruh masyarakat.
“Sejarah mencatat, setiap orang ada waktunya dan setiap waktu ada orang. Sekarang waktunya bagi Pokdarwis Penyengat untuk menujukkan taring dan kinerjanya kepada pelaku pariwisata bahwa kalian mampu menjual dan memasarkan produk kepada wisatawan,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tanjungpinang Surjadi, mengatakan, Pulau Penyengat mempunyai sejarah yang |uar biasa.
Pulau kecil ini memainkan peran penting dalam percaturan sejarah dan politik di republik ini. Peninggalan sejarah dari pulau ini layak untuk dijual kepada wisatawan.
“Dengan mengikuti tour di Pulau Penyengat wisatawan dapat mengunjungi dan mendengar penggalan cerita dua ratus tahun terakhir perjalanan sejarah Kerajaan Melayu Johor Riau membayangkan perjuangan, sikap hidup, kentalnya atmosfir kecendekiaan para pendahulu masyarakat Pulau Penyengat yang turut membentuk sejarah Nusantara dan Indonesia, dengan mengikuti berbagai pengalaman wisata lainnya, pengunjung dapat merasakan kreatifltas dan kearifan sebuah bangsa yang terletak di penintasan perdagangan dunia,” papar Surjadi.
Terkait dengan kegiatan Launching Produk Pariwisata Pulau Penyengat, Surjadi yang mendeklarasikan jargon pariwisata dengan “salam jalan-jalan” itu, menyampaikan beberapa hal yang harus jadi perhatian yaitu bahwa pengembangan pariwisata haruslah menyentuh segala pihak yang berkaitan dengan pariwisata, baik itu industri pariwisata yang besar maupun masyarakat yang berada disekitar industri pariwisata dimaksud.
“Perlu kita ingat bahwa pengembangan sumber daya manusia pariwisata juga harus bertujuan pada usaha peningkatan kompetensi masyarakat dalam mengelola pariwisata. Untuk itu, kami mengharapkan melalui Launching Produk Pariwisata Pulau Penyengat Kota Tanjungpinang Tahun 2019, kita mampu mendatangkan wisatawan melalui produk wisata yang telah dipersiapkan,” pungkasnya.
Acara ini diisi dengan berbagai kesenian diantaranya Zapin Pulau Penyengat, Tari Legenda Putri Buluh Betung, pemutaran video destinasi wisata Pulau Penyengat, dan juga diserahkan penghargaan kepada Wiwien Tribuwani Wiyonoputri selaku Fasilitator Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat dan Tendy Nuralam, Ph.D selaku Tim Percepatan Wisata Budaya dan Sejarah Religi Kementerian Pariwisata RI serta dilakukan juga penandatanganan nota kesepahaman antara Pokdarwis Penyengat dengan PHRI dan ASITA Kota Tanjungpinang.
Turut hadir Wakil Walikota Tanjungpinang Rahma, FKPD Kota Tanjungpinang, Pimpinan OPD, Pelindo Tanjungpinang, Pimpinan Perbankan, PHRI, ASITA, Pokdarwis dan Pelaku Wisata se-Kota Tanjungpinang.
(hms)