Tanjungpinang, LintasKepri.com – Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah mengatakan, program pemberdayaan ekonomi kerakyatan harus digalakkan kembali, terutama dalam pengembangan ekonomi kerakyatan berbasis komoditas, seperti bawang, cabai, herbal, dan lainnya.
Menurut dia, yang kini mulai dilupakan adalah dalam pengembangan ekonomi rakyat di sektor pertanian. Padahal cost yang dikelurkan murah, sementara hasil yang diperoleh tinggi.
“Dan itu sudah saya lihat langsung saat kunjungan ke Kulonprogo dan Sleman. Ternyata disana itu, kayu saja bisa dimanfaatkan untuk dijadikan produk yang mempunyai nilai jual,” tuturnya di Gedung Tun Fatimah, Senggarang, Selasa (13/12).
Lis menyebut, pemerintah komitmen perkuat ekonomi rakyat, dan warga pun harus memiliki tekad untuk berubah, berani tingkatkan produk, dan berani melakukan inovasi agar bantuan yang diberikan pemerintah ada peningkatan.
Dengan kerjasama yang dilakukan Pemko Tanjungpinang dengan Kulonprogo dan Sleman, Lis berencana ditahun depan akan mengembangkan sektor pertanian di Kota Tanjungpinang dengan memperdayakan ibu-ibu rumah tangga.
“Insya Allah, sektor pertanian akan kita gerakkan di kota ini. Saya sudah pinjam lahan agar bisa diolah sebagai pertanian cabai dan herbal seperti jahe, kunyit, dan lainnya. Nantinya bisa kita olah lagi menjadi produk minuman atau makanan,” terangnya.
Karena itu, sambung Lis, Dinas Sosial harus bisa menyusun formulasi baru terhadap bantuan yang akan diberikan kepada Camat, dan Lurah.
“Saya minta untuk mendata kelompok usaha di setiap wilayahnya secara ril. Tak hanya itu, Lurah juga harus bisa menjadi marketing, apabila produk usaha masyarakat sulit di pasarkan,” tegasnya.
Sebelumnya, Sekretaris Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tanjungpinang, Sutjipto menjelaskan, kegiatan peningkatan kapasitas bantuan langsung, program pemberdayaan fakir miskin diikuti sebanyak 120 orang terdiri dari 30 KUBE dari 4 Kecamatan se-Kota Tanjungpinang. (hum/red)