Bintan, LintasKepri.com – Sejumlah Perawat yang berdinas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Bintan mengeluh, pasalnya uang jasa (Remunerasi) mereka, yang dirapel sejak Januari 2015 hingga hari ini belum dibayar, belum jelas apa penyebab keterlambatan pembayaran uang jasa tersebut.
Seorang perawat menuturkan, pimpinan di RSUD Kabupaten Bintan mengatakan, bulan September ini akan dibayarkan. Namun hingga hari ini belum juga diterima oleh para perawat tersebut.
“Uang jasa (Remunerasi) ini dibayar sesuai dengan jasa perawat dalam bertindak menangani pasien seperti merawat pasien dan memberikan pertolongan medis. Pimpinan di RSUD Kabupaten Bintan mengatakan, bulan September ini akan dibayarkan. Namun hingga hari ini belum juga kami terima,” kata perawat yang mewanti-wanti namanya tidak ditulis melalui SMS kepada LintasKepri.com Kamis (17/9).
Ia mengatakan, padahal uang jasa perawat di Puskesmas wilayah Bintan sudah dibayar. Namun, entah kenapa pihak RSUD belum juga membayar kepada perawat. Padahal RSUD Bintan telah ditetapkan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak Januari 2015. Sebelumnya RSUD Bintan di kelola oleh Dinas Kesehatan.
Tiap bulan, sambungnya, biasa diterima senilai Rp 500 ribu sama dengan puskesmas. Jika ditotalkan sejak Januari hingga September sekitar Rp 4,5 juta, “Sebagai perawat, hak kami harus dibayarkan. Uang itu kan hasil keringat kerja buat makan dan keperluan hidup kami sehari-hari,” harapnya.
Selain itu, perawat juga menjelaskan bahwasanya tunjangan makan pun sering terlambat dibayarkan oleh pihak RSUD Bintan, “Kami semua (Perawat) di RSUD Bintan pernah menanyakan perihal ini ke kepala ruangan dan kepala rumah sakit, mereka mengatakan bahwasanya anggaran sudah ada. Tanpa alasan yang jelas kepala RSUD Bintan mengatakan uang jasa perawat telah dipulangkan kembali ke Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Bintan. Sebelumnya, kepala rumah sakit telah berjanji akan dibayarkan pada bulan ini. Setelah ditanyakan kembali, anggaran tersebut dialihkan untuk biaya operasional, seperti pengadaan obat dan lain lain,” tuturnya.
Para perawat di RSUD Bintan juga mengungkapkan kekesalan melalui status Blackberry Massanger (BBM) bertuliskan “Mana hak kami”. Hingga berita ini diunggah, media ini belum berhasil mengkonfirmasi Dirut RSUD Bintan.
Sementara, Penjabat Bupati Bintan, Doli Boniara Siregar, dikonfirmasi media ini melalui Pesan Singkat (SMS) terkait hal diatas, hingga berita ini diunggah belum menjawab konfirmasi yang dikirim media ini. Padahal SMS konfirmasi yang dikirim media ini menyatakan terkirim.(Kdr/Aliasar)