Natuna, LintasKepri.com – Wakil Bupati Natuna, Hj. Ngesti Yuni Suprapti, secara resmi menutup perhelatan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ) ke IX tingkat Kabupaten Natuna tahun 2018, yang digelar di Desa Tanjung Kecamatan Bunguran Timur Laut (BTL). Sabtu (31/03/2018) malam.
Ngesti yang juga merupakan Ketua LPTQ Natuna itu mengatakan, semoga para pemenang dalam perhelatan ini, dapat membawa nama harum Kabupaten Natuna di MTQ tingkat Provinsi Kepri pada 2019 mendatang. Dan tidak menutup kemungkinan, potensi unggulan yang dimiliki oleh Kabupaten yang berada di Laut Natuna Utara itu, mampu bersaing ditingkat Nasional, bahkan hingga tingkat Internasional.
“Saya berharap para khafilah yang menjadi juara pada MTQ kali ini, tidak mudah puas dengan prestasi yang telah berhasil diraih. Teruslah berupaya untuk meningkatkan seni pembacaan Al-Qur’an dengan baik,” pesan Wabup Ngesti.
Ia juga berpesan, agar para peserta yang belum berhasil meraih juara, tidak patah semangat. Namun harus menjadikan hasil ini sebagai motivasi dan tantangan bagi diri sendiri, agar kemampuannya terus terasah hingga semakin baik.
“Jadikan ajang ini sebagai implementasi untuk mengagungkan ayat-ayat suci yang terkandung dalam Al-Qur’an. Kedepan saya harap setiap Kecamatan meningkatkan intensitas pembinaan bagi para peserta,” tegasnya.
Untuk meningkatkan kemampuan para putra daerah sebagai kader MTQ, Pemkab Natuna berjanji akan meningkatkan dana pembinaan disetiap LPTQ ditingkat Kecamatan, ditahun berikutnya.
“Karena saya selalu mendengar dari Camat dan LPTQ di Kecamatan, mereka mengeluhkan minimnya dana pembinaan. Tahun ini hanya Rp 20 juta, tahun berikutnya entah Rp 50 juta atau bahkan Rp 100 juta, kita belum tahu. Yang pasti akan ada kenaikan dari tahun ini. Kami Pemda Natuna bersama DPRD, akan sama-sama berjuang,” ungkap mantan Anggota DPRD Natuna dari fraksi Golkar tersebut.
Meski jauh dari kata sempurna, namun Ngesti tetap memberikan apresiasi kepada tuan rumah dan semua pihak, yang telah berjuang mensukseskan perhelatan MTQ yang digelar dalam 2 tahun sekali tersebut.
“Memang jauh dari kata sempurna, karena sound systemnya masih terdengar gresek-gresek seperti ada apa gitu. Dan juga masih ada kekurangan lainnya. Namun jadikan hal ini sebagai evaluasi, dalam merencanakan pelaksanaan MTQ kedepan, agar lebih baik lagi,” kritik Ngesti.
Selain kekurangan diatas, MTQ kali ini juga banyak menimbulkan polemik di kalangan masyarakat. Diantaranya lokasi acara yang berdebu, jalan masuk astaka yang belum diaspal dan adanya pertunjukan Barongsai, yang dinilai tidak sesuai ditampilkan dalam perhelatan tersebut.
Untuk diketahui, Kecamatan BTL berhasil keluar sebagai juara 1, disusul oleh Kecamatan Bunguran Timur juara 2 dan Midai juara 3. Sementara untuk juara harapan 1, diraih oleh kafilah dari Kecamatan Serasan Timur, harapan 2 Kecamatan Bunguran Barat dan harapan 3 Kecamatan Pulau Tiga.
Untuk pelaksanaan MTQ ke X yang akan dilaksanakan pada tahun 2020 mendatang, giliran Kecamatan Pulau Tiga yang akan menjadi tuan rumah.
Laporan : Erwin Prasetio