Tanjungpinang, LintasKepri.com – Delegasi APMM Agency Penguatkuasaan Maritim Malaysia yang dipimpin Laksamana Pertama Maritim Datok Tan Kok Kwee bersama Delegasi TNI AL yang dipimpin Kadispamal Laksamana Pertama (Laksma) TNI S Irawan, melaksanakan pertemuan dalam acara Case Work Meeting antara TNI AL dan APMM berlangsung di Swiss Bel Hotel Harbour Bay, Batam, Selasa (16/5).
Kegiatan tersebut membahas tentang langkah-langkah dan kemajuan kerjasama antara TNI AL khususnya WFQR Western Fleet Quick Response IV dan APMM.
Dalam pembicaraan kedua delegasi kedepan, dari sisi hukum dapat ditempuh jalur Joint Invertigasion antara aparat TNI AL dalam hal ini WFQR Lantamal IV Tanjungpinang dengan APMM Malaysia guna mengungkap modus operandi kegiatan ilegal seperti pada kasus kapal China MV Chang Hong 68 yang melakukan pengangkatan BMKT Barang Muatan Kapal Tenggelam secara ilegal di perairan Anambas dan berhasil di tangkap aparat Lanal Tarempa, namun melarikan diri dan kembali tertangkap di Malaysia oleh APMM.
Selain itu, pada kasus dua kapal buruan APMM yaitu kapal Tanker MT Brama Ocean (Berbendera Malabo) 314 GT dan MT Orca (Berbendera Fiji) 127 GT yang dilarikan dari tahanan APMM Agency Penguatkuasaan Maritim Malaysia dari Tanjung Penyusop Kota Tinggi Malaysia, melarikan diri ke wilayah Indonesia namun berhasil di tangkap kembali oleh Tim WFQR IV Lantamal IV.
Hal ini menjadikan kerjasama yang baik dan semakin erat berkat kecepatan bertindak. Saat ini kedua kapal dalam penguasaan TNI AL WFQR IV.
Untuk itu, menurut ketua Delegasi Indonesia Laksamana Pertama S Irawan, pihaknya terus berupaya untuk pengembangan kerjasama seperti penanganan narkoba, dan people smugling.
“Karena, kegiatan ilegal seperti ini paling banyak menggunakan jalur laut, namun perlu dijejaki terlebih dahulu adanya MoU antara APMM dan WFQR IV ataupun kejenjang yang lebih tinggi melalui G to G antara beberapa negara kawasan,” paparnya.
Kata dia, Delegasi Malaysia yang dipimpin Laksamana Pertama Maritim Datok Tan Kok Kwee mengisyaratkan agar hubungan yang baik ini, antara APMM dan WFQR IV dalam mengangani tindak kriminal dilaut sangat efektif tentunya melalui pertukaran informasi.
“Hasilnya saat ini Selat Malaka aman dari kegiatan kriminal laut, menjadikan role model dan percontohan bagi beberapa negara kawasan karena terbukti efektif dan berhasil,” ungkapnya.
Terkadang masing-masing negara terkendala mempunyai aturan hukum yang berbeda sehingga tidak tertutup kemungkinan adanya intervensi politik.
Diakhir pertemuan, Delegasi APMM Malaysia memberikan penghargaan kepada Kadispamal Laksamana Pertama TNI S Irawan dan Komandan Lantamal IV Kolonel Laut (P) R Eko Suyatno yang banyak mempunyai andil terhadap keberhasilan-keberhasilan yang dicapai selama ini, terutama penindakan kriminal, kejahatan asuransi, ilegal oil, people smugling, hingga perompakan.
Pada waktu yang sama, Delegasi TNI AL juga memberikan piagam penghargaan Dari Pangarmabar Laksamana Muda TNI Aan Kurnia atas kerjasama dan keseriusan APMM Malaysia terhadap penanganan tindak kegiatan-kegiatan ilegal dikawasan perairan, sehingga saat ini Selat Malaka aman tanpa hambatan.
(red)