Kepri, LintasKepri.com – Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana, mengaku gagal menerapkan protokol kesehatan di masa pandemi.
“Kita gagal menerapkan protokoler kesehatan akibat budaya,” tutur Tjetjep, Selasa (4/8).
Menurutnya, kegagalan menerapkan protokol kesehatan terjadi pada syukuran di Gedung Daerah Tanjungpinang atas resminya Isdianto dilantik sebagai Gubernur Kepri definitif kemarin.
“Ya, pada saat syukuran kemarin, dan bukan satu orang saja yang terpapar COVID-19. Ternyata rangkaian berikutnya banyak yang terpapar,” katanya.
Tjetjep mengungkapkan, test swab massal terhadap masyarakat beberapa hari lalu di RSUP Raja Ahmad Tabib dilakukan karena kekhawatiran gubernur setelah dinyatakan positif corona.
“Test swab massal itu bukan kewajiban, namun bagi siapapun yang merasa terganggu kesehatannya silahkan melakukan test swab,” terangnya.
Tjetjep juga tak memaksa bagi yang tidak ingin melakukan test swab. Karena, kata dia, Permenkes menjelaskan cukup melakukan karantina mandiri selama 10 hari.
“Cukup karantina selama 10 hari bila tidak mau swab. Namun apakah cukup 10 hari karantina. Karena di Kepri ini ada pasien yang dirawat dan melakukan karantina selama 79 hari baru sembuh,” terangnya.
(cho)