Tanjungpinang, LintasKepri.com – Pemerintah Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, mengklaim persediaan (stok) kebutuhan akan garam di kota itu aman hingga beberapa bulan kedepan.
“Stok garam saat ini jumlahnya 40 Ton,” kata Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah, Selasa (8/8), usai rapat bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID), Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan pelaku distributor.
Kata dia masyarakat tidak perlu khawatir perihal stok garam di Tanjungpinang. Meskipun persediaan aman, Lis mengaku harga garam cenderung naik.
“Karena, garam yang didatangkan dari Surabaya sudah naik,“ tutur Lis.
Selain itu, pada rapat TPID tersebut juga membahas kenaikan harga bawang merah yang mencapai 300 persen. Menurut Lis, naiknya harga bawang tersebut dikarenakan bawang lokal belum panen.
Harga yang sebelumnya kisaran Rp7.000, saat ini kata Lis harga bawang merah mencapai Rp20.000 hingga Rp30.000 perkilogramnya.
“Kenaikan diperkirakan 300 persen,” katanya.
Sementara itu, ditempat yang sama, distributor garam dari PT. Sumber Jaya, Darno mengatakan, masyarakat mengkonsumsi garam di Tanjungpinang perbulan mencapai 20 sampai 25 Ton.
“Dengan stok garam 40 Ton, dirasa cukup untuk beberapa bulan kedepan,” kata dia.
Selain itu pihaknya juga mendatangkan kembali garam dari Surabaya guna menghindari kelangkaan yang tidak diinginkan. Saat ini, kata Darno masih dalam proses pengiriman.
“Beberapa hari lagi sampai ke Tanjungpinang,” ucapnya.
Terkait harga garam, Darno membenarkan mengalami kenaikan. Dia menyebut garam produksi berkisar Rp2.800 hingga Rp5.000. Sedangkan garam konsumsi dikisaran angka Rp5.000 hingga Rp7.000.
Ditempat yang sama, salah satu distributor bawang, Indra, memastikan tidak mengalami kelangkaan sampai tiga minggu kedepan.
“Bawang lokal masih belum panen, kita mendatangkan bawang dari Brebes,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah daerah baik Pemko Tanjungpinang maupun Pemprov Kepri mengambil kebijakan strategis terkait bawang.
(Iskandar)