Sukseskan Impian Indonesia 2015-2085, JJI Gelar Sarasehan Kebangsaan Natuna

Avatar
Suasana kegiatan Sarasehan Kebangsaan oleh JJI di Natuna Hotel.
Suasana kegiatan Sarasehan Kebangsaan oleh JJI di Natuna Hotel.
Suasana kegiatan Sarasehan Kebangsaan oleh JJI di Natuna Hotel.

Natuna, LintasKepri.com – Indonesia merupakan bangsa yang besar yang berdasarkan ideologi Pancasila. Namun belakangan ini, berbagai ancaman terjadi terkait eksistensi Empat Pilar Kebangsaan dan ancaman besar tetap tegaknya keutuhan NKRI. Saat ini, keragaman negeri ini dipersoalkan, padahal keragaman negeri ini adalah anugrah namun kerap juga menjadi titik lemah.

Generasi hebat yang dimiliki bangsa ini telah berhasil membangun tonggak-tonggak pencapaian luar biasa seperti konsep Satu Tanah Air, Satu Bangsa dan Satu Bahasa dalam Sumpah Pemuda pada 1928 lalu.

Untuk menjawab tantangan diatas, Jaringan Jurnalis Indonesia (JJI) menggelar kegiatan Sarasehan Kebangsaan Kabupaten Natuna. Bertempat di Aula Natuna Hotel, Ranai Darat, pada Rabu (28/03/2018) pagi.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Bupati Natuna, melalui Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Daerah (Bakesbangpolda) Mukhtar Ahmad.

Dalam sambutannya Mukhtar mengatakan, bahwa saat ini Pemerintah Pusat terus melakukan pembangunan infrastruktur diseluruh pelosok Indonesia, termasuk didaerah perbatasan seperti Natuna.

Para narasumber kegiatan Sarasehan Kebangsaan di Kabupaten Natuna.
Para narasumber kegiatan Sarasehan Kebangsaan di Kabupaten Natuna.

Bukti nyata yang dilakukan oleh Pemerintahan dimasa Joko Widodo (Jokowi) untuk Natuna, kata Mukhtar, diantaranya adalah pembangunan pelabuhan Sentral Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) di Selat Lampa oleh KKP, pembangunan Tourist Information Centre (TIC) oleh Kemenpar, Keamanan dan Pertahanan oleh Kemenhan, akses internet berkecepatan tinggi melalui proyek Palapa Ring Barat oleh Kemenkominfo dan beberapa Pelabuhan Sandar Kapal diberbagai Pulau di Natuna oleh Kemenhub.

“Selain itu, saat ini Pemerintah Pusat juga tengah mencoba untuk mengeksploitasi Migas (Minyak dan Gas, red) yang ada di Natuna. Kabarnya cadangan Migas yang kita miliki ini terbesar se Asia,” kata Mukhtar.

Kata Mukhtar, saat ini ada beberapa ancaman serius yang masuk melalui kecanggihan Teknologi Informasi lewat gadged yang kita miliki. Salah satunya melalui Media Sosial (Medsos).

Ancaman tersebut, kata Mukhtar, bisa datang dari berbagai aspek, seperti Ideologi, Politik dan Ekonomi.

“Padahal banyak yang telah dilakukan oleh Pemerintah untuk bangsa ini. Semua itu demi mewujudkan Nawacita Presiden Jokowi. Tapi kenapa kok yang ditonjolkan yang jelek-jeleknya saja. Ini adalah ancaman yang sangat besar,” ungkapnya.

Mukhtar berharap, seluruh peserta khususnya bagi pemuda yang mengikuti kegiatan ini, bisa menjadi pemuda yang berkarakter, berbudi pekerti dan berbudaya.

Sementara itu Ketua Panitia, Ricky Rinovsky, menjelaskan, bahwa tujuan diadakan Sarasehan Kebangsaan ini, untuk mengajak seluruh elemen masyarakat, bersatu untuk menangkis informasi penyebaran ujaran kebencian dan hoax, yang marak terjadi melalui Medsos.

Kata Ricky, jangan selalu mengharapkan bantuan dari Pemerintah, namun kita yang harus bisa menangkap peluang dan berkarya untuk memajukan daerah dan negara.

“Kata Bung Karno, Jangan tanya apa yang telah diberikan negara untuk kita, tapi tanya apa yang sudah kita berikan untuk negara,” ungkap mantan Ketua PWI Reformasi tersebut.

Dijelaskan Ricky, kegiatan ini juga untuk menyampaikan Mimpi Indonesia 2015-2085, yang ditulis oleh Presiden Jokowi di Merauke, pada 30 Desember 2015 lalu.

Dalam tulisan tersebut, ada 7 poin yang menjadi impian terbesar Jokowi untuk Indonesia, diantaranya 1.Sumberdaya manusia Indonesia yang kecerdasannya mengungguli bangsa-bangsa lain didunia. 2. Masyarakat Indonesia yang menjunjung tinggi pluralisme, berbudaya, religius dan menjunjung tinggi nilai-nilai etika. 3. Indonesia menjadi pusat pendidikan, teknologi dan peradaban dunia. 4. Masyarakat dan Aparatur Pemerintah yang bebas dari perilaku korupsi. 5. Terbangunnya infrastruktur yang merata diseluruh Indonesia. 6. Indonesia menjadi negara yang mandiri dan negara yang paling berpengaruh di Asia Pasifik dan 7. Indonesia menjadi barometer pertumbuhan ekonomi dunia.

“Catatan Presiden ini tidak akan pernah terwujud, tanpa adanya dukungan dan gerakan konkrit dari seluruh elemen masyarakat Indonesia. Termasuk kita sendiri,” ujar Ricky.

Kegiatan yang melibatkan Komunitas Muda Natuna (Komuna), Para Penggiat Usaha, Mahasiswa STAI Natuna dan Indonesia Mengajar sebagai pesertanya itu, menghadirkan tiga (3) orang narasumber yang berkopeten. Diantaranya Danlanal Ranai, Letkol Laut (P) Harry Setyawan, Sekretaris BP3D Marwan Syahputra dan Kapolres Natuna, yang diwakili oleh Kanit Intel Bripka Nanang.

Laporan : Erwin Prasetio

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *