Sikap Pantang Menyerah AHY

Avatar
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Tanjungpinang, LintasKepri.com – Sikap pantang menyerah terlihat dari Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Usai kalah bertarung di Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 beberapa waktu lalu, dia terus berjuang untuk terus dekat dengan masyarakat.

Bagaimana tidak, keputusan singkat harus dilakukannya ketika meninggalkan karir di dunia militer yang begitu cemerlang yang selama ini ia titih dari bawah sejak lulus dari Akademi Militer (Akmil) tahun 2000 dengan pangkat awal Letnan Dua (Letda).

“Saya ditelepon tanggal 23 September 2016 kemarin untuk bersedia ikut Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta, dan ketika itu saya sedang memimpin pasukan di Darwin, Australia untuk latihan gabungan. Kemudian saya jawab akan sholat istikharah dahulu. Karena ini adalah keputusan terberat harus memutuskan dalam waktu 1 hari,” tutur Agus saat bercerita kepada wartawan saat menghadiri acara Meet The Press di Hotel CK Tanjungpinang, Sabtu (22/4) siang.

Putra mantan Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini harus merasakan dunia baru dengan berjuang selama 6 bulan terjun ke masyarakat DKI Jakarta untuk menarik hati dan pikiran rakyat.

Meskipun akhirnya AHY berpangkat terakhir sebagai Mayor Inf ini harus kalah dalam Pilkada Jakarta tersebut.

Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

“Sebagai manusia biasa saya sempat kecewa dan butuh waktu 2 minggu untuk move on, dan akhirnya saya menerima kekalahan tersebut,” ucapnya dengan berkaca-kaca.

Bermodalkan prinsip pantang menyerah inilah yang membuat suami dari Annisa Pohan (Agus Harimurti Yudhoyono,red) terus berjuang di dunia politik sebagai tempat dirinya meniti karir saat ini.

“Kalau pun kalah, jangan pantang menyerah teruslah berlari. Karena berlari kita akan terus berupaya untuk tiba di tempat tujuan kita,” sebut Agus.

Di dunia politik inilah yang membuat pria kelahiran Bandung, 10 Agustus 1978 ini merasakan hal yang beda dengan dunia militer.

“Kalau di militer resikonya kalau kalah yang gugur, dan kalau di politik kalau kalah harus siap dicaci di media sosial,” tutup AHY.

(Budi Arifin)

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *