Tanjungpinang, LintasKepri.com – Terkait terjadinya polemik antara Pedagang Akau dengan pihak Kontraktor pelaksana proyek pembangunan lima unit sarana tempat cuci tangan di Akau Potong Lembu, karena minimnya koodinasi antara pihak kontraktor dan BUMD terhadap pedagang, akhirnya menemukan solusi setelah diadakan pertemuan antara BUMD dan Pedagang serta Pihak Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang yang difasilitasi oleh Persatuan Pedagang Kuliner Akau Potong Lembu (P2KAPL), Jum’at (13/11).
Ketua P2KAPL, Alimin alias Awang sengaja untuk memfasilitasi pertemuan karena hampir setiap hari didatangi dan mendengar keluhan pedagang, karena tempat mereka berjualan terganggu dengan proyek tersebut.
“Kita sangat bersyukur dan berterima kasih kepada, Pemko Tanjungpinang yang telah memperhatikan dan memperindah lokasi, Akau tempat kita berjualan. Namun pihak kontraktornya serta BUMD selaku pengelola, koordinasi dulu lah, supaya lapak pedagang tidak terganggu, ini dibangun diatas lapak pedagang, ya marah lah pedagang, jadi saya jadi sasaranya, karena saya dipercaya sebagai ketua di akau ini,” papar Awang.
Awang menammbahkan, karena didatangi pedagang setiap hari, maka pengurus P2KAPL berinisiatif untuk mengadakan pertemuan. “Kita undang semua, mulai dari Camat, Lurah, RT dan BUMD serta pedagang termasuk LPM dan lainnya, supaya masalah ini cepat clear,” terangnya.
Sementara Direktur Utama (Dirut) BUMD, Kota Tanjungpinang, Asep Nana Suryana, pihaknya berjanji akan membenahi dan menata ulang pedagang habis tahun baru.
“Saya selaku Dirut BUMD yang baru 49 hari dilantik, akan membenahi dan menata ulang semua pedagang yang diakau ini, tapi habis tahun baru ini. Para pedagang saya minta bersabar menjelang tahun baru, kemudian kita juga dalam situasi Pemilukada serentak yang akan dilaksanakan pada 9 Desember nanti,” kata Asep.
Asep menjelaskan, Sebenarnya Akau Potong Lembuadalah Pujasera sosial, karena sewa tempat hanya Rp 10.000. “Sementara BBM Naik, Listrik juga naik, masak sewa lapak tidak dinaikan, tapi nanti kita atur, disamping Pendapatan Asli Daerah (PAD) bertambah, pedagang juga tidak terlalu dibebani,” jelasnya.
Rencananya BUMD juga akan menempatkan 2 orang petugas dari Satpol PP atau dari pihak Kepolisian untuk pengamanan di Akau, supaya konsumen atau pengunjung merasa aman dan nyaman.
Sementara, Handono utusan dari pihak dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, meminta maaf kepada seluruh pedagang yang merasa terganggu oleh kegiatan proyek yang dilakukan.
“Saya utusan dari Dinkes mohon maaf atas terjadinya masalah ini, karena sebelumnya kita sudah berkoordinasi dengan pihak BUMD serta Aparatur setempat. Selain membagun cuci tangan ini, kita juga nantinya akan membantu pedagang 20 unit gerobak dan 1500 Piring, 1500 gelas untuk pedagang, dengan syarat tidak boleh dijual,” jelasnya bercanda.(Aliasar)