– Almarhum Asrul Alfalaq Dimata Keluarga Anak Yang Baik
Tanjungpinang, LintasKepri.com – Sebelum mengetahui anaknya meninggal dunia, Usman Taufik ayahanda almarhum Asrul Alfalaq (20) mendapatkan mimpi jelang beberapa jam tewasnya anak ke dua dari empat bersaudara tersebut.
Usman mengatakan saat dirinya tertidur di mushola Rumah Tahanan (Rutan) Kelas 1A Tanjungpinang, ia sempat bermimpi berjalan dijalan buntu berdua dengan almarhum.
Usai mimpi itu dirinya berfirasat tentang apa yang akan terjadi dengan anaknya.
“Minggu (14/8) subuh sekira pukul 03.00 WIB, saya mimpi bersama anak saya (Asrul Alfalaq) di jalan buntu lokasinya persis seperti taman, cantik kali. Saya bilang ke anak saya, turun nak,” ungkapnya saat ditemui usai sidang di Pengadilan Negeri Kelas 1 Tanjungpinang, Kamis (18/8).
Setelah itu, dirinya langsung menelfon keluarga di Lingga.
“Keluarga disana tidak ada yang angkat,” katanya.
Kemudian Usman melanjutkan menelfon keluarganya di Batam. “Saya disuruh bersabar, Asrul sudah tiada,” ungkap Raja Khairul sahabat Usman kepadanya.
Tapi, ia tidak percaya. Bercampur marah dan sedih perasaannya saat itu. Sekira pukul 11.00 WIB barulah Usman mengetahui pasti anaknya telah tiada.
Bagi Usman, Asrul adalah sosok anak yang santun. Beberapa hari yang lalu, katanya dia (Asrul) bersama kakaknya sempat menjenguknya (Usman) di Rutan. Tapi tidak sedikitpun pernah menjelaskan masalah apapun.
“Dia tak suka menjelaskan ke orang tentang masalah apa yang dia hadapi. Asrul anak pendiam dan santun sama yang lebih tua,” ujarnya.
Sebelum mendekam di balik jeruji Rutan Kelas 1A Tanjungpinang, Usman bercerita keseharian Asrul dirumah. Menurutnya, anaknya tidak berani untuk merokok ditambah lagi menenggak minuman beralkohol.
“Anak saya pernah tidur diluar dari kamarnya, karena kamarnya dikuasai teman-temannya, mereka (teman Asrul) merokok, jadi anak saya keluar karena dia gak suka dengan asap rokok,” ungkapnya mengingat saat itu.
Bagi orang tuanya, Asrul belum pernah menyakiti hati kedua orang tuanya. Bahkan untuk meminta duit, kata Usman, almarhum selalu malu-malu.
“Kalau makan habis satu piring pun gak berani minta tambah,” ungkapnya penuh haru.
Masih menjadi pikirannya ketika Asrul ditemukan tewas. Namun baginya ini sudah takdir keluarga.
“Istri saya bilang mungkin ini cobaan untuk kita,” tutupnya mengakhiri perjumpaan dengan media ini. (Aji Anugraha)