Natuna, LintasKepri.com – Pemerintah Kabupaten Natuna, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) untuk kali keduanya menggelar event akbar, yaitu Festival Pulau Senua. Minggu (24/06/2018) siang.
Festival akbar yang dihadiri langsung oleh Asisten Deputi Pemasaran I Regional I Kementerian Pariwisata, Masruroh dan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Boeralimar itu, dibuka secara langsung oleh Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal.
Dalam sambutannya Hamid mengatakan, jika ingin memajukan sektor wisata bahari di Kabupaten Natuna, daerah yang terletak di Laut Natuna Utara tersebut, harus terlebih dahulu dimekarkan menjadi sebuah Provinsi tersendiri. Pasalnya kata dia, 99,25 persen dari seluruh wilayah Natuna, terdiri dari lautan. Sementara wilayah Laut sendiri mulai dari bibir pantai, sudah menjadi wewenang penuh Pemerintah Provinsi (Pemprov). Itu artinya, hanya kurang dari 1 persen wilayah Natuna yang dikuasai oleh Pemerintah Daerah, berupa daratannya saja.
“Potensi pengembangan wisata terbesar kita (Natuna, red) ada di lautan. Namun kita tak punya wewenang atas laut kita. Jadi kalau ingin fokus membangun sektor wisata bahari, ya harus dimekarkan menjadi Provinsi,” ungkap Hamid Rizal, yang langsung mendapat tepuk tangan dari beberapa hadirin.
Apalagi, kata Hamid, Kepulauan Natuna merupakan salah satu wilayah strategis Nasional, yang berbatasan langsung dengan beberapa Negara tetangga. Sehingga membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah Pusat, salah satunya dengan memperkuat sektor pertahanan dan keamanan.
Menurutnya, dengan kehadiran para prajurit TNI yang bertugas menjaga kedaulatan NKRI di Natuna, tidak bakal menghambat pengembangan wisata didaerah tersebut.
“Justru kalau banyak tentara yang masuk, itu malah bagus. Seperti di pulau Hawai Amerika sana, yang juga dijadikan sebagai wilayah pertahanan, namun wisatanya sangat maju. Ini tidak akan menghambat, karena ini bisa kita padukan,” kata Hamid Rizal.
Selain itu, lanjut Hamid, sarana transportasi udara seperti Bandara Internasional, juga sangat dibutuhkan, guna mendorong kemajuan sektor pariwisata. Dengan adanya Bandara Internasional, otomatis harga tiket pesawat juga bisa ditekan, sehingga masyarakat luar tidak enggan untuk datang ke Natuna.
“Saat ini harga tiket ke Natuna sangat mahal, itu karena Bandara kita belum Internasional. Sementara Bandara yang ada saat ini, statusnya masih Bandara militer, sehingga tidak bisa jadi Bandara Internasional. Hanya terminalnya saja punya sipil, makanya namanya incluve sipil. Ini harus kita pikirkan bersama, agar wisata kita bisa semakin berkembang dan maju. Semoga ada pembangunan Bandara baru di Natuna,” harap Hamid Rizal.
Sementara Kadisparprov Kepri, Boeralimar mengatakan, bahwa Pulau Senua saat ini belum bisa mendapatkan sentuhan pembangunan fisik, lantaran Pulau yang menyerupai wanita hamil tersebut status lahannya belum dibebaskan oleh Pemerintah Daerah.
“Kalau lahannya sudah dibebaskan, baru nanti bisa kita masukkan pembangunan fisik. Kalau sekarang belum bisa,” ujar Boeralimar.
Kata Boeralimar, Pulau Senua memiliki kesamaan dengan Pulau Gili Trawangan di Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), yang sudah mendunia dan berada diperingkat ke 6 sebagai wisata Pulau terfavorit di Asia. Ia berharap, Pulau Senua dapat terus berbenah, hingga dapat menyalib beberapa destinasi wisata unggulan tingkat Nasional.
“Mudah-mudahan kedepan Festival Pulau Senua bisa masuk dalam 100 event kalender Nasional. Karena pasaran wisata di Kepri hanya di Asia saja, kedepan kalau bisa kita bisa menembus hingga ke Eropa,” harapnya.
Sementara dalam sambutan Asdep Pemasaran I Regional I Kemenpar RI, Masruroh, mengatakan, bahwa potensi alam Natuna sangat cocok untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata unggulan. Apalagi kepulauan Natuna memiliki nilai tambah yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yaitu berbatasan langsung dengan negara tetangga di Asia Tenggara.
“Natuna ini kalau saya lihat, memiliki potensi yang sangat besar dibidang pariwisata, bahkan berkemungkinan untuk menyalib (mengejar, red) wisata-wisata terkenal lainnya di Indonesia. Mudah-mudahan kedepan Festival Pulau Senua semakin maju dan berkembang,” ucap Masruroh.
Kata Masruroh, untuk membangun pariwisata, yang perlu diperhatikan adalah aksebilitas dan akomodasi. Selain itu, masyarakat harus turut dilibatkan dalam setiap agenda atau event pariwisata.
Sementara dalam laporannya, Kadisparbud Natuna, Erson Gempa Afriandi, menerangkan, bahwa anggaran yang dipergunakan untuk menyelenggarakan Festival Pulau Senua tersebut, dengan cara patungan antara Pemkab Natuna dan Pemprov Kepri, terutama dari Dinas Pariwisata. Selain itu, juga ada dukungan penuh dari Kemenpar RI.
“Terimakasih kepada semua pihak yang turut serta mensukseskan terlaksananya acara ini. Alhamdulilah saat ini Festival Pulau Senua jadi trending topik di Instagram dan berbagai media sosial lainnya. Mari sama-sama kita viralkan acara ini,” ungkap Erson.
Erson memperkirakan, pada Festival Pulau Senua kali ini, akan dibanjiri ribuan pengunjung dari berbagai daerah di Natuna. Bahkan kata dia, pengunjung yang datang ke salah satu pulau terluar Indonesia itu, lebih banyak dibandingkan dengan tahun lalu.
Dalam Festival Pulau Senua kali ini, digelar berbagai perlombaan, diantaranya pertandingan voly pantai, panjat pinang, renang, pacu kolek (perahu dayung), balap karung, kuliner dan aksi bersih pantai. Selain kegiatan tersebut, juga diadakan pelepasan tukik (anak penyu), yang dilakukan oleh Bupati dan beberapa pejabat lainnya.
Pantauan media ini dilapangan, Pulau Senua dipadati oleh ribuan pengunjung, dari mulai anak-anak hingga orang tua, serta puluhan pedagang asongan.
Beberapa pengunjung tampak melakukan berbagai aktifitas, diantaranya makan bersama keluarga, berenang, bermain pasir dipantai, snorkeling dan free diving.
Laporan : Erwin Prasetio