Natuna, LintasKepri.com – Akhirnya Presiden Joko Widodo, melalui Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, meresmikan Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT) yang ada di Selat Lampa, Desa Sabang Mawang Barat, Kecamatan Pulau Tiga, Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Senin (07/10/2019) siang.
Peresmian itu ditandai dengan penekanan tombol sirine dan penandatanganan prasasti SKPT dan Masjid di area SKPT Selat Lampa oleh Menteri KKP Susi Pudjiastuti, didampingi oleh Bupati Natuna, Abdul Hamid Rizal dan sejumlah pimpinan Forkompimda Natuna.
Dalam sambutannya Susi menjelaskan, bahwa pembangunan SKPT yang menelan biaya sebesar Rp 222,7 milyar itu, telah dimulai sejak 4 tahun silam. Meski telah diresmikan, kata Susi, sebenarnya SKPT Selat Lampa belum rampung 100 persen.
“Mengapa saya bilang belum 100 persen, karena masih banyak PR bagi Pemerintah untuk menghidupkan kesejahteraan masyarakat nelayan yang ada di Natuna. Saya harap nanti Pemda Natuna dapat melengkapi fasilitas SKPT yang masih kurang, supaya nanti bisa menjadi sumber PAD bagi Natuna,” ungkap Susi.
Kata Susi, laut merupakan salah satu poros ekonomi dan pertahanan bagi negara Indonesia. Karena laut adalah salah satu garda terdepan, yang musti dibangun secara terintegritas. Untuk itu ia meminta agar kita semua tidak memunggungi laut.
Ia pun berharap agar Natuna sebagai Pulau terdepan NKRI, harus dibangun kekuatan ekonomi dan sentra pertahanan. Supaya masyarakat bisa betah tinggal diwilayah terdepan dan merasa aman.
“Kalau Pulau terdepan seperti Natuna ini banyak penghuninya, maka akan mudah bagi Pememerintah untuk membangun kekuatan disektor lain. Makanya saya sangat setuju jika Natuna ditetapkan sebagai sentra perikanan, kelautan, pertahanan dan periwisata oleh Bapak Presiden. Jadi Natuna bisa menjadi salah satu daerah terdepan yang memiliki kekuatan dan mampu untuk menjadi benteng bagi gangguan asing,” sebut Susi.
Wanita asal Pangandaran Jawa Barat itu menyebutkan, bahwa Natuna adalah salah satu daerah strategis bagi Indonesia. Karena daerah berpenduduk sekitar 74 ribu jiwa itu, terletak di wilayah terdepan yang berbatasan langsung dengan sejumlah negara di Asia.
Kata dia, Pemerintah Indonesia juga telah mendapatkan hibah dari Pemerintah Jepang, sebesar ¥ 6 milyar (enam milyar yen). Dana hibah itu nantinya akan digunakan untuk membangun SKPT dan pasar ikan mini di 6 wilayah terdepan di Indonesia. Keenam daerah itu diantaranya adalah Natuna (Kepri), Biak (Papua), Sabang (Aceh), Morotai, Moa dan Saumlaki (Maluku).
“Natuna dapat jatah terbesar kedua setelah Saumlaki. Mudah-mudahan ini dapat menghidupkan perekonomian masyarakat Nelayan,” kata Susi, disambut dengan tepuk tangan oleh seluruh hadirin.
Susi juga mengaku telah jatuh cinta kepada Kabupaten Natuna. Ia mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah Daerah dan Masyarakat Natuna, atas kerjasama yang baik, serta sambutan dan pelayanan yang maksimal selama dirinya berkunjung ke Daerah yang terdiri dari 15 Kecamatan itu.
“Mungkin ini kunjungan saya yang terakhir di Kabupaten Natuna, selama saya menjadi menteri. Nanti jika saya datang lagi kesini, mohon kiranya masih diterima dengan baik. Saya suka masyarakat Natuna ini ramah-ramah,” pungkas Susi.
Sementara itu Bupati Natuna Abdul Hamid Rizal mengaku sangat berterimakasih dan bersyukur, atas perhatian yang diberikan oleh Pemerintah Pusat, khususnya dari Kementerian Kelauatan dan Perikanan, dengan membangun SKPT di Selat Lampa yang menelan biaya ratusan milyar rupiah. Ia berharap SKPT itu nantinya dapat menjadi tumpuan bagi peningkatan perekonomian masyarakat pesisir, yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.
Bahkan kata Hamid, tingkat pertumbuhan ekonomi masyarakat Natuna dari sektor perikanan, naik sekitar 5,8 persen setelah beroperasinya SKPT yang terletak disebelah selatan Pulau Bunguran Besar tersebut. Pasalnya kata Hamid, pada tahun 2016 lalu pertumbuhan ekonomi di daerah yang dipimpinnya itu, hanya berada dikisaran 3,5 persen pertahun.
“Terimakasih Bu Menteri, yang telah peduli dan perhatian dengan masyarakat Natuna. Baik dalam pembangunan SKPT maupun bantuan yang telah diberikan kepada masyarakat nelayan Natuna. Saat ini pendapatan nelayan kita sangat meningkat. Contohnya gurita, dulu harganya hanya Rp 5 ribu perkilo. Kini setelah adanya SKPT, jadi Rp 50 ribu perkilo. Ini sangat luar biasa sekali. Harga ikan lain pun juga ikut naik,” ungkap Hamid Rizal.
Selain meresmikan Masjid dan SKPT Selat Lampa, Menteri Susi juga menyempatkan diri untuk menyaksikan penenggelaman 2 unit Kapal Ikan Asing (KIA) disekitar perairan Sabang Mawang, Pulau Tiga.
Sebelumnya ia bersama Bupati Natuna dan 8 duta besar dari sejumlah negara itu, juga berkesempatan untuk melepas ekspor gurita secara perdana ke negara Jepang dan menanam pohon produktif di sekitar area SKPT Selat Lampa.
Laporan : Erwin Prasetio